Prestasi Belajar
a.
Pengertian
Prestasi Belajar
Kata prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestasie. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan
atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.[1]
M.
Buchori mendefinisikan prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai atau
ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajar baik angka atau huruf serta
tindakannya yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing dalam
periode tertentu.[2]
Angka atau hasil belajar itulah yang menunjukkan hasil belajar. Jadi,
pengertian prestasi belajar adalah tingkat kemampuan intelektual yang dapat
diukur, berupa penugasan, pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai hasil
belajar.
b. Indikator Prestasi Belajar
Apa yang telah
dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar sering disebut prestasi
belajar. Pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar siswa merujuk kepada
aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu, ketiga aspek
tersebut juga harus menjadi indikator prestasi belajar.[3]
1)
Tipe
prestasi belajar bidang kognitif (Ranah Cipta)
Tipe prestasi belajar bidang kognitif mencakup :
a)
Pengamatan:
dapat menunjukkan, membandingkan dan menghubungkan
b)
Ingatan:
dapat menyebutkan dan menunjukkan kembali
c)
Pemahaman:
dapat menjelaskan dan mendefinisikan dengan lisan sendiri
d)
Penerapan:
dapat memberikan contoh dan menggunakan secara tepat
e)
Analisis
(pemeriksaan dan pemilahan secara teliti): dapat menguraikan dan
mengklasifikasi/memilah-milah
f)
Sintesis
(membuat paduan baru dan utuh): dapat menghubungkan, menyimpulkan dan
menggeneralisasikan (membuat prinsip umum).[4]
2)
Tipe
prestasi belajar bidang afektif ( Ranah Rasa)
Tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe prestasi belajar
mencakup :
a) Receiving atau attending, yakni kepekaan dalam menerima rangsangan
(stimulus) dari luar yang datang dari siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi
dan gejala.
b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap
stimulus yang datang dari luar
c) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan penilaian dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus
d) Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam suatu sistem organisasi,
termasuk menentukan hubungan suatu nilai yang telah dimilikinya.
e) Karakteristik atau interalisasi nilai, yakni keterpaduan dari semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan
perilakunya.[5]
3)
Tipe
prestasi belajar bidang psikomotor (Ranah Karsa)
Tipe prestasi
belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak seseorang. Adapun tingkat keterampilan itu meliputi :
a)
Gerakan
refleks (keterampilan pada gerakan yang sering tidak disadari karena sudah
merupakan kebiasaan)
b)
Keterampilan
pada gerakan-gerakan dasar
c)
Kemampuan
perspektual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik
dan lain-lain
d)
Kemampuan
di bidang fisik seperti kekuatan, keharmonisan dan ketepatan
e)
Gerakan-gerakan
yang berkaitan dengan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
pada keterampilan yang kompleks.
f)
Kemampuan
yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresf
dan interpretatif.[6]
a.
Faktor
yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Adapun
faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut :
1)
Faktor
Internal
a)
Faktor
jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
b)
Faktor
psikologis, terdiri atas :
1)
Faktor
intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta
faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.
2)
Faktor
non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan,
minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
3)
Faktor
kematangan fisik maupun psikis.
2)
Faktor
Eksternal
a)
Faktor
sosial, yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat dan lingkungan kelompok
b)
Faktor
budaya, seperti adat istiadat, ilmu penegetahuan teknologi dan kesenian
c)
Faktor
lingkungan, sperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar
d)
Faktor
lingkungan spiritual atau keagamaan.
[1] Tim Penyusun
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta : Balai Pustaka, 1989), hal. 700.
[2] M. Buchori, Evaluasi
dalam Pendidikan, (Bandung : Jemars, 1983), hal. 94.
[3] Tohirin, Psikologi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : RajaGrafindo, 2005), hal.
140.
[4]
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung :
Remaja Rosdakrya, 2010), Cet. Ke-17,
hal. 148-149.
[5] Tohirin, Psikologi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, . . . , hal. 143-144.
[6] Tohirin, Psikologi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, . . . , hal. 145-147.
No comments:
Post a Comment