Wednesday, 29 January 2014

Teori Prestasi Belajar



 Prestasi Belajar
a.       Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestasie. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.[1]
M. Buchori mendefinisikan prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajar baik angka atau huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing dalam periode tertentu.[2] Angka atau hasil belajar itulah yang menunjukkan hasil belajar. Jadi, pengertian prestasi belajar adalah tingkat kemampuan intelektual yang dapat diukur, berupa penugasan, pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai hasil belajar.
            b.  Indikator Prestasi Belajar
Apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar sering disebut prestasi belajar. Pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar siswa merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu, ketiga aspek tersebut juga harus menjadi indikator prestasi belajar.[3]

1)              Tipe prestasi belajar bidang kognitif (Ranah Cipta)
Tipe prestasi belajar bidang kognitif mencakup :
a)      Pengamatan: dapat menunjukkan, membandingkan dan menghubungkan
b)      Ingatan: dapat menyebutkan dan menunjukkan kembali
c)      Pemahaman: dapat menjelaskan dan mendefinisikan dengan lisan sendiri
d)     Penerapan: dapat memberikan contoh dan menggunakan secara tepat
e)      Analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti): dapat menguraikan dan mengklasifikasi/memilah-milah
f)       Sintesis (membuat paduan baru dan utuh): dapat menghubungkan, menyimpulkan dan menggeneralisasikan (membuat prinsip umum).[4]
2)      Tipe prestasi belajar bidang afektif ( Ranah Rasa)
Tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe prestasi belajar mencakup :
a)      Receiving atau attending, yakni kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang dari siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi dan gejala.
b)      Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar
c)      Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan penilaian dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus
d)     Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan suatu nilai yang telah dimilikinya.
e)      Karakteristik atau interalisasi nilai, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan perilakunya.[5]
3)      Tipe prestasi belajar bidang psikomotor (Ranah Karsa)
             Tipe prestasi belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak seseorang. Adapun tingkat keterampilan itu meliputi :
a)      Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang sering tidak disadari karena sudah merupakan kebiasaan)
b)      Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c)      Kemampuan perspektual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain
d)     Kemampuan di bidang fisik seperti kekuatan, keharmonisan dan ketepatan
e)      Gerakan-gerakan yang berkaitan dengan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.
f)       Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresf dan interpretatif.[6]
a.       Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
            Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut :
1)      Faktor Internal
a)     Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
b)     Faktor psikologis, terdiri atas :
1)      Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.
2)      Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
3)      Faktor kematangan fisik maupun psikis.
2)      Faktor Eksternal
a)     Faktor sosial, yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok
b)     Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu penegetahuan teknologi dan kesenian
c)     Faktor lingkungan, sperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar
d)    Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.



[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989), hal. 700.
[2] M. Buchori, Evaluasi dalam Pendidikan, (Bandung : Jemars, 1983), hal. 94.
[3] Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : RajaGrafindo, 2005), hal. 140.
[4] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakrya, 2010),  Cet. Ke-17, hal. 148-149.
[5] Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, . . . , hal. 143-144.
[6] Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, . . . , hal. 145-147.

No comments:

Post a Comment