Sistem Pendidikan di Australia
Tugas Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah : Perbandingan Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah kunci keberhasilan sebuah
negara, bahkan kemajuan sebuah negara salah satunya tergantung dengan bagaimana
pemerintahan sebuah negara memuliakan pendidikan dan pemerataannya, karena
pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara. Setiap warga negara
Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan
bakat tanpa memandang gender, status sosial, statusekonomi, suku, etnis dan agama.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan pendidikan diatas, dan sebagai tolak ukur mutu dan
keberhasilan di negara kita, kita dapat melakukan perbandingan sistem
pendidikan negara lain, dalam hal ini salah satu negara yang dapat kita
perbandingkan sistem pendidikannya dengan negara Indonesia adalah negara Australia.
Kita
dapat megetahui informasi tentang sistem pendidikan negara Australia dengan
berbagai cara, dan salah satunya melalui makalah yang sangat sederhana ini,
dalam makalah ini dipaparkan sedikit tentang sistem pendidikan Australia dan
dapat kita pahami sebagai bahan untuk sedikit memperbaiki sistem pendidikan di
Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa ideologi negara Australia?
2.
Bagamaina sistem pendidikan di Australia?
3.
Bagaimana pengembangan kurikulum di Australia?
4.
Bagaimana stndar pendidik di Australia?
5.
Inspirasi apa yang bisa diambil dari pendidikan di
Australia?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ideologi Negara Australia
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan.
Ideologi dapat dianggap sebagai visi
yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu, secara umum dan
beberapa arah filosofis, atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang
dominan pada seluruh anggota masyarakat.
Australia sendiri memiliki ideologi politik
liberalisme yang merupakan warisan dari para pembawanya yang berasal dari
Eropa. Hal itu bisa terlihat dari pola kehidupan sehari-hari penduduknya serta
dalam kehidupan pemerintahannya yang menjadikan Australia sebagai sebuah
keunikan tersendiri di tengah-tengah budaya dan ideologi yang beranekaragam
yang berada di Asia Tenggara khususnya. Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan
filsafat, dan tradisi
politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan
suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para
individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari
pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang
bebas, ekonomi
pasar yang mendukung usaha
pribadi (private
enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem
pemerintahan yang
transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh
karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
B.
Sistem Pendidikan di Australia
1.
Tinjauan Umum
Pemerintah Negara Bagian dan Teritori Australia memegang peranan penting
dalam hal manajemen dan administrasi pendidikan sektor sekolah. Setiap Negara
Bagian dan Teritori mempunyai hukum dan peraturan-peraturan terkait mengenai
kurikulum, akreditasi program studi, ujian bagi siswa dan penghargaan bagi
siswa. Pemerintah Australia memegang peranan kepemimpinan secara nasional dan
bekerjasama dengan Pemerintah Negara-negara Bagian dan Teritori serta
pihak-pihak industri dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan keefektipan
sekolah. Pemerintah Australia juga menyediakan subsidi yang cukup penting bagi
sekolah-sekolah pemerintah maupun swasta. Di Australia, tahun ajaran adalah
dari akhir bulan Januari, atau awal bulan Februari, sampai dengan awal bulan
Desember. Kebanyakan Negara Bagian dan Teritori menggunakan sistem tahun ajaran
yang mencakup empat triwulan. Tasmania mempunyai sistem tahun ajaran yang
terdiri dari tiga kuartalan. Terdapat dua kategori besar sekolah-sekolah
Australia. Sekolah-sekolah Negeri beroperasi di bawah tanggung jawab langsung
dari Pemerintah Negara Bagian atau Teritori. Sekolah-sekolah Negeri menerima
pendanaan inti dari Pemerintah Negara Bagian atau Teritori dan pendanaan
tambahan dari Pemerintah Federal. Sekolah-sekolah selain sekolah negeri
menerima pendanaan tambahan dari Pemerintah Federal dan Pemerintah Negara
Bagian/Teritori, dan suatu proporsi pendanaan yang besar dari sumbangan swasta
dan biaya-biaya sekolah. Sekolah-sekolah selain dari Sekolah Negeri umumnya
mempunyai afiliasi agama atau gaya pengajaran yang khusus dan di Australia
sejumlah besar sekolah-sekolah selain Sekolah Negeri adalah sekolah Katolik.[1]
2.
Jenjang Pendidikan di Australia
Pada
dasarnya jenjang pendidikan di Australia dapat digolongkan menjadi tiga
tingkatan, yaitu:[2]
a.
Sekolah Dasar (Primary
School)
Waktu yang diperlukan untuk menyelesikan
pendidikan dasar adalah 6 – 7 tahun. Pada umumnya siswa memasuki pendidikan
dasar pada umur 6 atau 7 tahun. Berbeda dengan di Indonesia dimana siswa
diharuskan menempuh ulangan-ulangan dan ulangan umum untuk dapat naik ke kelas
berikutnya, siswa di sekolah dasar di Australia tidak mengenal ulangan. Mereka
secara otomatis naik ke kelas berikutnya sejalan dengan pergantian tahun. Tahun
pertama di sekolah dasar Australia disebut Year 1 dan seterusnya hingga Year
6. Ada Negara Bagian Australia yang menetapkan lama pendidikan dasar adalah
6 tahun (New South Wales (NSW), Victoria (Vic), Tasmania (Tas), dan Australian
Capital Territory (ACT). Tetapi ada juga yang menetapkan lama pendidikan
dasarnya adalah 7 tahun (South Australia (SA), Northern Territory (NT),
Queensland (Qld), dan Western Australia (WA)
b.
Sekolah Menengah
(Secondary or High School)
Pendidikan
menengah atau dikenal sebagai Secondary Education di Australia
memerlukan waktu antara 5 sampai 6 tahun. Tahun pertama di pendidikan menengah
disebut Year 7 dan seterusnya hingga Year 11. Jenjang pendidikan
menengah berakhir pada Year 11. Untuk negara bagian yang menerapkan
pendidikan dasarnya selama 7 tahun, maka pendidikan menengahnya memerlukan
waktu selama 5 tahun saja (yaitu di negara bagian SA, NT, Qld, dan WA). Setelah
tahun ke 11 ini, siswa dapat memilih ke arah mana jenjang pendidikan yang ia
ingin tempuh. Jika seorang siswa berminat dalam bidang-bidang ilmu yang
aplikatif, maka ia dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi yang khusus
disiapkan untuk itu. Lembaga pendidikan ini dikenal sebagai Vocational
Education and Training (VET) atau Colleges for Technical and Further
Educaton (TAFE). Lulusan dari TAFE pada umumnya akan menjadi tenaga
teknisi.
Jika siswa tersebut berminat ke
bidang-bidang ilmu yang lebih bersifat teoritis. maka ia akan memasuki
perguruan tinggi (universitas). Untuk dapat memasuki universitas, seorang siswa
Australia harus menempuh Year 12 yang dikenal juga sebagai Matriculation
Year. Dalam tahun terakhir dari pendidikan menengah ini, para siswa
digembleng dengan intensif agar dapat lulus ujian negara dengan nilai yang
memuaskan.Makin tinggi nilai yang diperoleh, makin mudah siswa tersebut memilih
perguruan tinggi yang ia sukai. Seperti halnya di berbagai negara, paspor untuk
dapat diterima di universitas favorit adalah nilai ujian Matriculation yang
setinggi mungkin.
c.
Pendidikan
Tinggi (Universitas)
Pendidikan tinggi di Australia dapat di
bagi menjadi dua jenjang, yakni jenjang sarjana (dikenal sebagai undergraduate
level) dan jenjang pascasarjana (dikenal sebagai postgraduate level untuk
memperoleh gelar Masters atau PhD). Jenjang sarjana dapat
diselesaikan dalam waktu 3 tahun dan memperoleh gelar Bachelor, yakni Bachelor
of Arts (BA) atau Bachelor of Science (Bsc) tergantung pada bidang
ilmu yang ditempuh oleh mahasiswa/i tersebut.
Jika mahasiswa/i tersebut berminat
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi (ke jenjang
pascasarjana), maka ia perlu belajar lagi selama 1 (satu) tahun. Jenjang ini
dikenal sebagai HonoursLevel, dan gelar yang diperolehnya akan menjadi
BA (Hons) atau Bsc (Hons) sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya.
Tingkat kelulusan di jenjang Honours ini
sangat menentukan bagi kelanjutan pendidikan sang mahasiswa di jenjang
pascasarjana.
Banyak universitas di Australia menerima
mahasiswa/i untuk program S3 (Doktor) langsung dari jenjang Honours, jika
ia mendapatkan Honours peringkat I atau II-A. Tetapi jika mahasiswa/i
tersebut mendapat peringkat II-B, ia diharuskan menempuh jenjang S2 (Masters)
terlebih dahulu. Sekarang, universitas di Australia cenderung menganjurkan para
mahasiswa/i pascasarjana untuk menempuh jenjang S2 terlebih dahulu sebelum
menempuh jenjang S3. Jika kemajuan yang dicapai oleh sang mahasiswa/i tersebut
sangat baik pada tahap-tahap akhir di jenjang S2, maka ia diperkenankan untuk
mengalihkan programnya ke jenjang S3. Bagi mahasiswa yang mendapat peringkat Honours
III, ia tidak diperkenankan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Lama
pendidikan untuk jenjang S2 adalah 1 sampai 2.5 tahun, sedangkan untuk jenjang
S3 diperlukan waktu 3 sampai 3.5 tahun.
Pendidikan tingkat S2 dapat dilakukan
melalui tiga metoda, yaitu dengan mengikuti perkuliahan saja (dikenal sebagai Masters
by Coursework) yang memerlukan waktu antara 12 - 18 bulan; atau melalui
penelitian (Masters by Research) yang memerlukan waktu antara 1.5 - 2.5
tahun; atau kombinasi dari keduanya (Masters by Coursework & Research)
yang memerlukan waktu sekitar 2 tahun. Sering calon mahasiswa/i pasca dari
negara lain yang tidak mengenal sistem pendidikan di Australia agak bingung
jika ditanya dengan cara apa ia akan menempuh jenjang S2nya. Jika calon
mahasiswa/i S2 tersebut di kemudian hari bermaksud untuk mengambil program S3,
maka sang calon sangat dianjurkan untuk mengambil program Masters by
Research atau Masters by Coursework and Research.
Perguruan tinggi di Australia tidak mau
menerima mahasiswa program S3 jika orang tersebut memperoleh Masters by
Coursework. Dasar pertimbangannya adalah karena semua program S3 di
Australia ditempuh melalui penelitian (by Research). Sistem ini berbeda
dengan sistem pendidikan di Amerika Serikat misalnya, dimana sebagian dari program
S3 di Amerika harus mengikuti perkuliahan.
C. Standar Pengembangan Kurikulum
atau Standar Isi
Suatu kecenderungan
pada semua sistem sekolah negeri di Australia semenjak awal 1970-an adalah
pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada sekolah-sekolah. Pada beberapa
Negara bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat, tetapi sekolah-sekolah dapat
mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal.
Pada Negara bagian
yang lain, pejabat-pejabat di pusat menyusun tujuan umum dan sekolah
menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci, tetapi tetap berada dalam
kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang agak besar
terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir. Detail
kurikulum disusun secara terpusat untuk kepentingan ujian eksternal. Pada kedua
territories, the Australian Capital Teritori (ACT) dan Northern Teritory, sekolah relative memiliki otonomi yang lebih
luas dan dapat mengembangkan kurikulumnya atas dasar tujuan umum yang telah
ditentukan di tingkat sekolah. [3]
Terdapat variasi
dalam hal tanggung jawab pengembangan kurikulum di setiap Negara bagian, maka
terdapat pula perbedaan dalam pengimplementasiannya. Dalam hal kurikulum
disusun berdasarkan pedoman dan materi pelajaran dari pusat, pejabat-pejabat
senior dari pusat secara teratur mengunjungi sekolah-sekolah antara lain untuk
memonitor pelaksanaan kurikulum.
D. Standar Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan
Hampir semua guru
prasekolah dan pendidikan dasar serta kebanyakan guru-guru sekolah menengah
dididik pada CAE (Colleges of Advanced
Education). Sejumlah guru-guru sekolah menengah, dan beberapa orang guru
pendidikan dasar mendapatkan pendidikan di universitas. Semua sistem sekolah
memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mendapatkan pendidikan dalam
jabatan (inservice education),
termasuk peningkatan kualifikasi atau ijazah dengan menyelesaikan kuliah-kuliah
yang disetujui terlebih dahulu.
Guru di Australia dibekali ilmu dan materi.
Lisensi mengajarnya di dapat dari kementerian pendidikan disana. Guru-guru yang
ada, dari guru Kinder Garden (TK) sampai guru senior high school (SMA) memiliki
kemauan yang tinggi untuk selalu mengembangkan diri. Hal itu juga berlaku bagi
guru-guru yang ada di daerah-daerah pedalaman atau daerah pinggiran.[4]
E. Inspirasi Australia untuk
Indonesia
Pendidikan
Budi Pekerti di Australia. Mengapa Australia yg dulu nenek moyangnya berasal dari
Tahanan Kriminal Inggris kini mampu masuk dalam 10 negara terbaik untuk tempat
tinggal manusia dan memiliki tingkat kriminalitas terendah di dunia?
Mengapa
Indonesia yg dulu nenek moyangnya berasal dari Orang2 yg Santun, Ramah dan
Berbudi Pekerti Luhur kini masuk dalam kelompok Negara Gagal Dunia, dengan
Tingkat Korupsi nomer 3 di dunia dengan tingkat kriminalitas yg sangat tinggi
dan moral yg sangat rendah?
Ternyata
semua itu bermuara pada sistem pendidikan yg diselenggarakan Pemerintahnya.
Para Pendidik dan Guru di Australia lebih khawatir jika anak2 didik mereka
tidak jujur, tidak mau mengantri dengan baik, tidak memiliki rasa empati dan
hormat pada orang lain, dan etika moral lainnya ketimbang mereka tidak bisa
membaca, menulis dan berhitung. Guru2 di Australia lebih prihatin jika murid
mereka memiliki prilaku moral yg kurang baik dari pada memiliki prestasi nilai
akademik yg kurang baik. Mengapa? Karena menurut mereka untuk membuat anak
mampu membaca menulis dan berhitung atau menaikkan nilai akademik, kita hanya
perlu waktu 3 sampai 6 bulan saja secara intensif mengajarkannya. Tapi untuk
mendidik prilaku moral seorang anak, kita membutuhkan waktu lebih dari 15 tahun
untuk mengajarkannya.
Mengajarkan
baca tulis hitung bisa di ajarkan kapan saja, bahkan jika seandainya mereka
sudah dewasa dan tua sekalipun masih bisa dilakukan, Sementara mengjarkan Etika
Moral waktunya sangat terbatas, dimulai saat Balita dan berakhir saat mereka
Kuliah, selain itu untuk mengubah prilaku moral orang dewasa yg terlanjur rusak
dan buruk, hampir sebagian besar orang tidak mampu melakukannya.
BAB III
PENUTUP
Australia adalah negara yang mempunyai
kualitas pendidikan yang sudah diakui dunia. Penelitian berkembang pesat di
sana. Pendidikan di Australia tidak jauh berbeda dengan pendidikan di
Indonesia. Jenjang pendidikan disana ada Sekolah dasar, sekolah menengah dan
perguruan tinggi.
Sama halnya dengan Indonesia, kurikulum di
Australia pada beberapa Negara bagian,
pedoman kurikulum dibuat terpusat, tetapi sekolah-sekolah dapat
mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal. Namun, mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah-sekolah Australia tidak sebanyak mata pelajaran yang ada di Indonesia.
Pendidikan di Australia lebih berbasis pada
penelitian. Ini yang menjadi salah satu faktor mengapa Australia bisa mempunya
kualitas pendidikan yang sangat baik. Selain itu, tenaga pendidik di sana
benar-benar mumpuni di bidang nya, mereka mendapatkan lesesnsi mengajar dari
kementrian pendidikan. Sehingga para guru nya benar- benar memiliki kompetensi
yang layak sebagai tenaga pengajar.
Pendidikan budi pekerti di Australia sangat
diperhatikan. Pada sebuah penelitian menyatakan bahwa Australia merupakan
negara terendah tingkat kriminalitasnya di dunia. Padahal disana tidak ada
pelajaran agama, yang ada hanya pelajaran budi pekerti. Guru2 di
Australia lebih prihatin jika murid mereka memiliki prilaku moral yg kurang
baik dari pada memiliki prestasi nilai akademik yg kurang baik.
Daftar Pustaka
·
Agustiar
Syah Nur, 2001. Perbandingan Sistem
Pendidikan 15 Negara (Bandung: Lubuk Agung Bandung)
·
msholihulh.files.wordpress.com/2012/05/bukupanduanaustralianz.pdf
·
Shannon Smith, dkk , 2010. Get to Know Australian
Schools : Mengenal Sekolah-Sekolah di Australia, (Jakarta : Kedutaan Besar
Australia, Departemen Pendidikan)
·
Hasil Wawancara
dengan Bu Miftaus
Sa’adah
Sangat Membantu :D
ReplyDeletenumpang ngutip y,,,thx sangat terbantu >>>>>>>>>>>>>>>
ReplyDeleteSUMPAH DEMI ALLAH INI CERITA SUKSES SAYA SEWAKTU HONORER JADI PNS
ReplyDeleteAssalamu Alaikum wr-wb, mohon maaf sebelum'nya saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS, saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi Pemerintan Manapun, saya sudah 7 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 2 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari tempat saya honor mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-2174-0123 dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk DR. HERMAN. M.SI No beliau selaku direktur aparatur sipil negara di bkn pusat Hp beliau 0853-2174-0123 siapa tau beliau masih bisa membantu anda. Wassalam....