Tuesday 14 January 2014

Manajemen Suvervisi Pendidikan



MANAJEMEN SUPERVISI PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
            Secara teoritis, guru sudah memiliki kompetensi untuk mendidik siswa, karena semua guru di Indonesia kita diangkat menjadi guru berdasarkan ijazah yang dimiliki. Ijazah tidak akan mereka miliki jika mereka tidak kompeten. Saat ini, pengaruh globalisasi memang semakin kuat dan kompleks, dan dunia pendidikan mendapat tantangan yang besar pula dalam mempersiapkan siswa menghadapi kehidupannya. Banyak guru yang tidak sanggup menghadapi tantangan ini sendirian, padahal guru adalah salah satu penentu utama dalam menangani masalah tersebut, karena guru yang langsung berhadapan dengan para siswa.
            Oleh karena itu, kehadiran supervisi pendidikan sangat diharapkan dan dinantikan dalam rangka membantu tercapainya tujuan pendidikan secara efisien melalui pembinaan profesionalitas guru. Sehingga sangat diperlukan peran Asupervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan dan pembinaan mutu kualitas guru secara profesional, sehingga tujuan pendidikan dapat dicari secara efisien.[1] Adapun sebuah program agar berjalan dengan baik dan terarah, perlu yang namanya manajemen, termasuk supervisi juga diperlukan manajemen supervisi agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai sesuai rencana.

B. RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah berikut ini:
  1. Apa pengertian supervisi pendidikan?
  2. Apa tujuan supervisi pendidikan?
  3. Apa saja fungsi supervisi pendidikan?
  4. Bagaiman Prinsip supervisi pendidikan?
  5. Apa saja ragam supervisi pendidikan?
  6. Bagaimana teknik-teknik dan metode-metode supervisi pendidikan?
  7. Bagaimana supervisi di SMA Muhammadiyah 1 Kalasan?

C.                TUJUAN PENULISAN
  1. Untuk mengetahui pengertian supervisi pendidikan
  2. Untuk mengetahui tujuan supervisi pendidikan
  3. Untuk mengetahui fungsi supervisi pendidikan
  4. Untuk mengetahui prinsip supervisi pendidikan
  5. Untuk mengetahui ragam supervisi pendidikan
  6. Untuk mengetahui teknik-teknik dan metode-metode supervisi pendidikan
  7. Untuk mengetahui supervisi pendidikan di SMA Muhammadiyah 1 Kalasan

















BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN
            Supervisi diadopsi dari bahasa inggris “supervision” yang berarti pengawasan atau kepengawasan. Orang yang melakukan pekerjaan supervivi disebut sebagai supervisor. Arti morfologis, supervisi terdiri dari dua kata yaitu super yang berarti atas, atau lebih, dan visi berarti pandangan. Jadi seorang supervisor memiliki kelebihan dalam banyak hal seperti pandangan, pendidikan, pengalaman, kedudukan/pangkat/jabatan, dsb.[2]
            Dalam Dictionary of Education Good  Carter mendefinisikan Supervisi sebagai usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.[3]
            Secara lebih ringkas, P Adam dan Frank G Dickey mengartikan supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran.[4] Kimbal Wiles, juga merumuskan suppervisi sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Atau pengertian lainnya menurut N. A Ametembun yaitu supervisi diartikan sebagai pembinaan ke arah perbaikan situasi pendidikan (termasuk pengajaran) pada umumnya dan peningkatan mutu pada khususnya.[5]

B. TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN
            Tujuan supervisi secara umum harus sejalan dengan Tujuan pendidikan Nasional yang tertera pada GBHN, yaitu perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar mengajar. Atau dengan kata lain mengembangkan situasi belajar nengajar yang lebih baik, atau ussaha ke arah perbaikan belajar mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal.[6]
            Secara khusus dan lebih konkrit, tujuan supervisi adalah:[7]
  1. Membantu guru-guru melihat lebih jelas tujuan dari pendidikan
  2. Membantu guru-guru dalam membimbing pengalaman belajar murid-muridnya
  3. Membantu guru-guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar
  4. Membantu guru-guru dalam metode dan alat-alat pelajaran modern
  5. Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid-murid
  6. Membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan itu sendiri.
  7. Dsb
           
  1. FUNGSI SUPERVISI PENDIDIKAN
            Ada bermacam-macam tanggapan tentang fungsi supervisi pendidikan sesuai dengan definisi yang telah dikemukakan, namun ada suatu kesimpulan umum tentang peranan utama suspervisi adalah ditujukan kepada perbaikan pengajaran. Ayer Fred E mengangap supervisi untuk memelihara program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan. Menurut Kimbal Wiles, fungsi utama supervisi adalah memperbaiki situasi belajar anak.
            Menurut Swearing, ada 8 fungsi pupervisi, yaitu:[8]
1.      Mengkoordinasi semua usaha sekolah.
2.      Memperlengkapi kepemimpinan sekolah.
3.      Memperluas pengalaman guru-guru
4.      Menstimuli usaha-usaha yang kreatif.
5.      Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
6.      Menganalisa situasi belajar dan mengajar.
7.      Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staf.
8.      Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
D. PRINSIP SUPERVISI     
            Dalam buku Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan karangan Piet A. Sahertian mengemukakan prinsip supervisi antara lain :[9]
1. Prinsip ilmiah (scientific), prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
ñ  Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan  proses belajar mengajar.
ñ  Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.
ñ  Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.
2. Prinsip Demokratis
            Layanan dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya.
3. Prinsip kerjasama
            Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi ‘sharing of idea, sharing of experience’, memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4. Prinsip konstruktif dan kreatif
            Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.

E. RAGAM SUPERVISI PENDIDIKAN
            Ada beberapa ragam atau corak dari supervisi pendidikan, yaitu:[10]
  1. Supervisi yang Preventif
  2. Supervisi yang korektif
  3. Supervisi yang kreatif
  4. Supervisi yang kooperatif
F. TEKNIK DAN METODE SUPERVISI PENDIDIKAN
            Untuk mempermudah kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan supervisi diperlukan teknik-teknik supervisi. Para ahli berbeda-beda dalam merumuskan tahapan teknik-teknik supervisi akan tetapi pada dasarnya tetap sama.
            Secara garis besar teknik supervisi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: teknik perseorangan dan teknik kelompok.[11]
1. Teknik perseorangan
Yang dimaksud  teknik persorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:
ñ  Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala sekolah datang ke kelas untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.
ñ  Mengadakan kunjungan observasi (observation visits), Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain.
ñ  Membimbing guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problema yang dialami siswa.
ñ  Membimbing guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain: menyusun program semester, membuat program satuan pelajaran, mengorganisasi kegiatan pengelolaan kelas, melaksanakan teknik-teknik evaluasi pembelajaran, menggunakan media dan sumber dalam proses belajar mengajar, dan mengorganisasi kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler.
2.   Teknik Kelompok
Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok, beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
ñ  Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi.
ñ  Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.
ñ  Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.
Dengan demikian teknik supervisi sangat penting untuk dikuasai oleh kepala sekolah, tanpa penguasaan teknik dalam pelaksanaanya tidak akan berjalan baik. Dengan demikian seorang kepala sekolah tidak akan efektif kegiatan supervisinya sebelum menguasai teknik dalam bidang supervisi. Teknik supervisi akan lebih memudahkan pencapaian sasaran-sasaran dari tujuan yang telah ditetapkan, oleh sebab itu penerapan teknik dari supervisi merupakan wujud dari kemajuan sekolah untuk berkembang.
            Adapun selain teknik ada metode supervisi yang bisa digunakan supervisor ketika melakukan supervisi, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.[12]
  1. Metode langsung
Bila supervisor menghadapi orang-orang yang disupervisi tanpa perantara atau media, maka dapat dikatakan bahwa ia menggunakan metode langsung, baik itu individual maupun kelompok. Misalnya konsultasi pribadi ataupun kelompok, rapat kerja sekolah, dsb. Jadi, maksudnya kontak langsung antara supervisor dengan orang-orang yang disupervisi
  1. Metode tidak langsung
Bila dalam mencapai sasaran-sasaran supervisi, supervisor mengadakan kontak tidak langsung atau menggunakan media/ benda/ perantara, maka ia menggunakan metode tidak langsung. Maksudnya dengan menggunakan papan pengumuman, buletin, siaran radio, televisi dan sebagainya.

G. SUPERVISI PENDIDIKAN DI SMA MUHAMMADIYAH KALASAN
            SMA Muhammadiyah Kalasan terdiri dari 5 kelas dengan 2 jurusan, IPA dan IPS. Dengan 5 kelas tersebut, SMA ini memiliki 18 guru, yaitu 7 sudah PNS, dan sisanya GTY (Guru Tetap Yayasan) dan GTT (Guru Tidak Tetap).
            Berkaitan dengan supervisi pendidikan di SMA Muhammadiyah Kalasan ini, peneliti melakukan Wawancara langsung kepada Bapak kepala sekolah SMA, yaitu Bapak Indar Yulianto. Hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:[13]
            Program Supervisi di SMA Muhammadiyah Kalasan ini, disusun setiap awal TahunAjaran baru yaitu disusun 1 tahun 1 kali. Pada perencanan kegiatan supervisi ini biasanya disusun pula jadwal bagi masing-masing guru untuk disupervisi, yaitu 2 kali dalam setiap semesternya.
            Kegiatan supervisi biasanya dilakukan langsung oleh pengawas sekolah baik dari Depag maupun Diknas, kepala sekolah maupun waka kurikulum, atau bisa juga guru senior.
  1. Pengawas sekolah
Supervisi yang dilakukan oleh pengawas sekolah biasanya tidak terjadwal, yang dilakukan setiap 1 semester 1 kali. Biasanya kegiatan supervisi ini tidak ada pemberitahuan sebelumnya atau mendadak, dan guru yang disupervisi juga secara acak. Pelaksanaannya, pengawas masuk ke kelas guru yang disupervisi, dan melihat bagaimana guru tersebut mengajar. Selain itu pengawas juga mengoreksi kesesuaian antara RPP dengan cara mengajar. Setelah kegiatan supervisi ini, biasanya guru yang bersangkutan lansung dipanggil untuk diberikan pengarahan, ataupun bimbingan agar lebih baik.
  1. Kepala sekolah
Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah biasanya dilakukan 2 kali setiap semester, yang dlakukan sendiri oleh bapak Indar Yulianto. Kegiatan supervisi langsung yang digunakan oleh beliau. Dalam meelakukan supervisi, memang ada prosedur tersendiri yang digunakan. Teknis pelaksanaan di SMA Muhammadiyah Kalasan ini, setiap satu semester masing-masing guru mengumpulkan RPP, kemudian setiap guru yang akan disupervisi ditanya terlebih dahulu kapan siap untuk di supervisi. Setelah guru yang bersangkutan menentukan waktu kapan siap untuk sidupervisi, maka kepala sekolah baru bisa melakukan tugas supervisi.
Yang dilakukan oleh kepala sekolah, memang hampir sama dengan pengawas sekolah, hanya saja kalau kepada sekolah tidak pernah melakukan supervisi secara mendadak. Ketika melakukan supervisi, kepala sekolah juga masuk kedalam ruang kelas untuk memperhatikan cara mengajar guru dikelas, kesesuaian antara RPP dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan, bagaimana guru tersebut mengelola kelas, bagaimana guru tersebut memanajemen waktu, dan sebagainya.
Selesai kegiatan supervisi, guru juga menemui kepala sekolah untuk mendapat pengarahan. Biasanya, setiap guru mendapat apresiasi terlebih dahulu dan kemudian mendapat pengarahan dari kepala seekolah. Jadi biasanya, pola evaluasi dilakukan bersama antara kepala sekolah dengan guru yang bersangkutan secara face to face.
  1. Waka Kurikulum atau guru senior
Adapun Waka kurikulum maupun guru senior (biasanya masa jabatannya lebih tinggi dari yang disupervisi dan pangkatnya juga lebih tinggi) hanya ketika kepala sekolah tidak bisa melakukan supervisi karena tugas diluar sekolah. Namun biasanya, jarang kepala sekolah melimpahkan tugas supervisinya tersebut kepada Waka kurikulum maupun Guru senior. Biasanya kepala sekolah lebih memilih waktu yang cocok untuk melakukan supervisi ini.
            Adapun kendala-kendala yang biasanya muncul adalah terkait masalah RPP. Biasanya beberapa guru itu terlambat ketika mengumpulkan RPP kepada kepala sekolah, jadi kepala sekolah selalu mengingatkan kepada guru untuk segera mengumpulkan RPP tersebut. Kendala lainnya adalah tentang pembuatan RPP yang kurang sesuai antara waktu yang dimiliki dengan materi yang disampaikan. Jadi kadang guru ada yang ngebut karena mengejar target, dan ada yang lambat karena memang siswa yang belum jelas, jadi guru mengikuti kemampuan muridnya.
            Secara umum, kegiatan supervisi yang dilaksanakan di SMA Muhammdaiyah kalasan ini sudah mampu berjalan sesuai dengan rencana, kalaupun ada kendala-kendala masih bisa teratasi. Apalagi di SMA Muhammadiyah Kalasan ini gurunya belum terlalu banyak dan masing-masing Guru , staf dan kepala sekolah sudah sangat akrab. Sehingga ketika ada masalah-masalah yang muncul dapat mudah untuk dpecahkan bersama.














BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
            P Adam dan Frank G Dickey mengartikan supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Kimbal Wiles, juga merumuskan suppervisi sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih baik.  Tujuan supervisi secara umum harus sejalan dengan Tujuan pendidika Nasional yang tertera pada GBHN, yaitu perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar mengajar.
            Ada bermacam-macam tanggapan tentang fungsi supervisi pendidikan sesuai dengan definisi yang telah dikemukakan, namun ada suatu kesimpulan umum tentang peranan utama suspervisi adalah ditujukan kepada perbaikan pengajaran.  Dalam buku Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan karangan Piet A. Sahertian mengemukakan prinsip supervisi antara lain ada 4, yaitu Ilmiah, Demokratis, Kooperatif dan Kreatif.  Ragam atau corak dari supervisi pendidikan ada 4 juga yaitu, Supervisi yang Preventif, Supervisi yang korektif, Supervisi yang kreatif dan Supervisi yang kooperatif.  Secara garis besar teknik supervisi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: teknik perseorangan dan teknik kelompok. 
            Adapun selain teknik ada metode supervisi yang bisa digunakan supervisor ketika melakukan supervisi, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Secara praktik, kegiatan supervisi yang dilakukan adalah oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah, dan secara umum, kegiatan supervisi yang dilaksanakan di SMA Muhammdaiyah kalasan ini sudah mampu berjalan sesuai dengan rencana.






DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Ary H, Administrasi sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), Jakarta: PT Rieneka Karya, 1996

Hartati Sukirman, dkk, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UNY

Sahertian, Piet A. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usana Offset Printing, 1981.

Wawancara dengan Bapak Indar Yulianto, hari jum'at 17 Mei 2013

http://hasanlombok811.blogspot.com/2012/03 diakses tanggal 14 pukul 11.33



[1]    Hartati Sukirman, dkk, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UNY), hal. 89-90
[2]    Ary H Gunawan, Administrasi sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), Jakarta: PT Rieneka Karya, 1996, hal193-194
[3]    Piet A Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usana Offset Printing, 1981, hal 18.
[4]    Ibid, Piet  A Sahertian, hal 18.
[5]    Ibid, Ary H Gunawan, hal. 194
[6]    Piet A Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usana Offset Printing, 1981, hal 23
[7]    Hartati Sukirman, dkk, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UNY), hal. 94
[8]    Ibid, Piet A. Sahertian, hal. 26-28
[9]    Piet A Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usana Offset Printing, 1981, hal 30-31
[10]  Ary H Gunawan, Administrasi sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), Jakarta: PT Rieneka Karya, 1996, hal. 201-202
[12]  Ary H Gunawan, Administrasi sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), Jakarta: PT Rieneka Karya, 1996, hal 203-204
[13]  Wawancara dengan Bapak Indar Yulianto, hari jum'at 17 Mei 2013

No comments:

Post a Comment