Saturday, 8 February 2014

Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah



Bimbingan dan Konseling Islami



 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Pendahuluan
Dalam upaya menunjang suksesnya kegiatan pendidikan Islam di sekolah, pengetahuan bimbingan dan konseling sangat diperlukan oleh staf pengajar (guru) yang diberi tugas melaksanakan program bimbingan dan konseling. Perlu diperhatikan bahwa proses belajar mengajar hakikatnya merupakan rangkaian proses komunikasi antara guru dan murid yang berlangsung atas dasar minat, bakat, dan kemampuan dari setiap murid. Pada proses komunikasi tersebut tidak selalu berjalan lancar bagi setiap individu murid, baik pengaruh dari luar maupun dari dalam diri. Misalnya kelemahan dalam penalaran, kemauan dan rasa (emosi), pengaruh dari lingkungan sosial yang kurang mendukung ke arah belajar anak, kekurangan biaya dalam pemenuhan sarana belajar dan sebagainya. Hambatan-hambatan tersebut merupakan sesuatu yang menekan daya kemampuan belajar murid. 
Sebelum mengatasi problem-problem tersebut guru sebaiknya memahami tujuan dari bimbingan dan konseling dalam pendidikan Islam. Dan untuk mengatasi problem-problem yang ada diperlukan teori-teori (jalan) yang digunakan sebagai pendekatan. 

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian bimbingan dan konseling islami?
2.      Apa tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling islami?
3.      Apa prinsip bimbingan dan konseling islami?
4.      Apa saja unsur- unsur pelaksanaan bimbingan dan konseling islami di sekolah?




BAB II
ISI
A.    Pengertian Bimbingan Konseling Islami
Bimbingan konseling islami adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara mrnginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadis. Apabila internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan Hadis telah tercapai dan fitrah beragama itu telah berkembang secara optimal, maka individu tersebut dapat menciptakan hubungan yang baik dengan Allah, manusia dan alam semesta sebagai manifestasi dari peranannya sebagai khalifah di muka bumi yang sekaligus juga berfungsi untuk mengabdi kepada Allah.[1]
Jadi, karakteristik amusia yang menjadi tujuan bimbingan Islami adalah manusia yang mempunyai hubungan baik dengan Allah SWT sebagai hubungan vertical dan hubungan baik dengan sesama manusia dan lingkungan sebagai hubungan horizontal.

B.     Tujuan Bimbingan dan Konseling Islami
Tujuan bimbingan dan konseling Islami, sebagaimana yang diungkapakan Hamdani bakron Adz-Dzaky dalam bukunya Psikologi & Konseling Islam, Penerapan metode sufistik adalah sebagai berikut :
1.      Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaiakan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai,bersikap lapang dada dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya.
2.      Untukmenghasilkan perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik kepada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan alam sekitarnya
3.      Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada indivodu sehingga muncul dan berkembangrasa toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih sayang
4.      Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat pada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala larangan-Nya serta ketabahan menerima ujian-Nya
5.      Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat meberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.[2]
`     Dari rumusan diatas dapat kita ketahui bahwa tujuan bimbingan dan konseling Islami di sekolah tidak hanya untuk membantu seseorang mengatasi permasalahan hidup sekarang dan disini, tetapi bagaimana memandang hidup ini secara keseluruhan sebagai sebuah sunnatullah  yang harus dijalani agar manusia tidak sombong dalam keberhasilan dan tidak berputus asa dalam kegagalan. Orientasi pelaksanaan bimbingan dan konseling Islami memiliki kelebihan berupa diperhatikannya dimensi ukhrawi, dimana aspek ini tidak dibahas dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling secara konvensional.





C.    Prinsip Bimbingan Konseling Islami
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling Islami, prinsip-prisip yang digunakan bersumber dari ajaran utama Islam, yaitu Al-qur’an dan Hadis yang kemudian dilengkapi dengan hasil penelitian dan pengalaman praktis yang berkaitan dengan hakikat manusia, perkembanagan serta kehidupan manusia dalam konteks sosial dan budaya.
Disekolah, pelaksanaan bimbingan dan konseling Islami dilaksanakan dengan prinsip bahwa klien atau siswa adalah manusia yang menjadi khalifah dan sekaligus hamba Allah. Kedudukan sebagai khalifah mengandaikan adanya tanggung jawab atas diri sendiri, orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Sementara kedudukan manusia sebagai hamba Allah memberi tanggung jawab kepada manusia untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan mengikuti ajaran-ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis. Dengan prinsip ini, diharapakan pelaksanaan bimbingan dan konseling Islami dapat berkembang dengan baik mengingat sekolah merupakan lahan yang potensial bagi pelaksanaan bimbingan dan konseling Islami.
Agar pelaksanaan bimbingan dan konseling Islami di sekolah dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, ditetapkan lah beberapa prinsip yang menjadi rujukan pelaksanaannya. Adapun beberapa prinsip itu adalah sebagi berikut :[3]
1.      Bimbingan dan konseling Islami perlu memperhatikan sikap dan tingkah laku individu dengan segala perbedaan dan kebutuhan yang menjadi sasaran kegiatan pelayanan.
2.      Program imbingan dan konseling Islami harus disusun sedemikian rupa sehingga sesuai dengan program pendidikan di sekolah, fleksibel serta dapat berkembang secara optimal sehingga dapat memecahakan masalah yang dihadapi.
3.      Semua individu berhak mendapatkan bimbngan dan konseling Islami, dan segala keputusan yang diambil berpusat pada keputusan siswa.
4.      Petugas bimbingan memiliki pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman yang memadai tentang berbagai metode bimbingan serta menggunakannya secra tepat.

D.    Fungsi Bimbingan dan Konseling Islami
Fungsi bimbingan dan konseling Islami dapat digolongkan menjadi tiga fungsi yaitu:
1.      Remedial / Rehabilitatif
Peranan remedial berfokus pada masalah:
a)      Penyesuaian diri
b)      Menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi
c)      Mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional.
2.      Fungsi Edukatif / Pengembangan
Fungsi ini berfokus kepada masalah:
a)      Membantu meningkatkan keterampilan-keterampilan dalam kehidupan
b)      Mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah hidup
c)      Membantu meningkatkan kemampuan menghadapi transisi dalam kehidupan
d)     Untuk keperluan jangka pendek, konseling membantu individu-individu menjelaskan nilai-nilai, menjadi lebih tegas, mengendalikan kecemasan, meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi, memutuskan arah hidup, menghadapi kesepian dan semacamnya.
3.      Fungsi Preventif dan Kuratif (Pencegahan dan Penyembuhan)
Fungsi ini membantu individu agar dapat berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami masalah-masalah kejiwaan karena kurangnya perhatian, dan melakukan penyembuhan bila terjadi sakit kejiwaannya. Upaya preventif dan kuratif meliputi pengembangan strategi dan program yang dapat digunakan untuk mencoba mengatasi resiko-resiko hidup yang tidak perlu terjadii
Fungsi utama bimbingan dan konseling dalam Islam yang hubungannya dengan kejiwaan tidak dapat terpisahkan dengan masalah spiritual (keyakinan). Islam memberikan bimbingan kepada manusia agar kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Fungsi bimbingan dan konseling di sini memberikan bimbingan kepada penyembuhan terhadap ganggauan mental berupa sikap dan cara berpikir yang salah dalam menghadapi problem individu setelah individu dapat kembali dalam kondisi yang bersih dan dapat membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang bermanfaat dan tidak bermanfaat, mana yang baik bagi dirinya dan orang lain atau sebaliknya barulah dikembangkan ke arah pengembangan dan pendidikan bagi mereka. Fokus bimbingan dan konseling Islam selain memberikan perbaikan dan penyembuhan pada tahap mental, spiritual atau kejiwaan, dan emosional, kemudian melanjutkan materi bimbingan dan konseling kepada pendidikan dan pengembangan dengan menanamkan nilai-nilai dan wahyu sebagai pedoman hidup. 

E.     Unsur- unsur Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah
Untuk dapat melaksanakan bimbingan dan konseling Islami secara tepat, setidaknya dibutuhkan unsur-unsur yang dapat menjamin terlaksananya bimbingan dan konseling Islami tersebut dengan baik dan tepat. Unsur-unsir yang dibutuhkan meliputi :
Pertama, subyek. Dalam praktik BKI di sekolah yang menjadi subyek adalah koordinator, konselor dan guru BKI. Koordinator harus memenuhi kualifikasi atau persyaratan sebagai berikut :
1)      Sehat jasmani dan rohani
2)      Minimal berijazah S1  Jurusan Bimbingan dan Konseling
3)      Memiliki hubungan sosial dan reputasi yang baik dengan masyarakat
4)      Memiliki toleransi terhadap umat beragama lain
Selain itu, subyek juga diharapkan merupakan orang yang berkompeten dalam bidang bimbingan dan konseling, juga menguasai ajaran agama Isalam dengan baik, berwawasan luas dan dapat secara bijak melihat persoalan siswa dengan berbagai sudut pandang.
            Kedua, Obyek. Yang menjadi obyek BKI adalah siswa dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Dalam pelaksanaannya, siswa yang bermasalah dapat mengajukan masalahnya secara langsung kepada konseler BKI yang kemudian diberi penanganan berdasarkan permasalahan yang dihadapinya. Tetapi, pihak manajemen sekolah juga mengamati perkembangan siswa berdasarkan nilai pencapaian akademik, daftar hadir, dan kedisiplinan dalam mematuhi peraturan sekolah. Setelah mengetahui siswa mana yang bermasalah dan permasalahan yang dihadapinya, pihak manajemen sekolah menunjuk koordinator BKI untuk menunjuk subyek yang teapat dalam menangani persoalan siswa yang dimaksud.
Ketiga, sarana dan prasarana. Layanan BKI dilakukan di sekolah. Untuk bimbingan dan konseling pribadi dilakukan di ruanagan bimbingan dan konseling sedangkan untuk bimbingan kelompok dilakukan di dalam kelas.
Keempat, metode atau cara pelaksanaan. Layanan BKI dilaksanakan dengan tatap muka langsung untuk bimbingan dan konseling personal, sedangkan untuk layanan bimbingan kelompok dilakukan secara berjamaah. Bimbingan dan konseling personal dilaksanakan tanpa mengikuti jadwal tertentu, tetapi dapat dilakukan berdasarkan kebutuhansiswa baik karena siswa mengajukan persoalannya kepada konselor ataupun atas dasar pengamatan pihak manajemen sekolah atas siswa tertentu yang dianggap membutuhkan layanan bimbingan dan konseling, sedangkan untuk bimbingan kelompok dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Kelima, materi atau bahasan pokok yang diberikan. Materi yang diberikan dalam bimbingan dan konseling personal ditemukan berdasarkan kebutuhan siswa yang mengalami masalah. Dalam hal ini, materi yang diberikan dimaksudkan agar dapat menyelesaikan persoalan yang siswa hadapi. Sedangkan dalam bimbingan kelompok materi yang diberikan bersifat lebih umum.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Bimbingan konseling islami adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara mrnginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadis.
 Tujuan bimbingan dan konseling Islami di sekolah tidak hanya untuk membantu seseorang mengatasi permasalahan hidup sekarang dan disini, tetapi bagaimana memandang hidup ini secara keseluruhan sebagai sebuah sunnatullah  yang harus dijalani agar manusia tidak sombong dalam keberhasilan dan tidak berputus asa dalam kegagalan. Orientasi pelaksanaan bimbingan dan konseling Islami memiliki kelebihan berupa diperhatikannya dimensi ukhrawi, dimana aspek ini tidak dibahas dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling secara konvensional.
Disekolah, pelaksanaan bimbingan dan konseling Islami dilaksanakan dengan prinsip bahwa klien atau siswa adalah manusia yang menjadi khalifah dan sekaligus hamba Allah.
Fungsi bimbingan dan konseling Islami dapat digolongkan menjadi tiga fungsi yaitu: (1) fungsi remedial / rehabilitatif (2) fungsi edukatif / pengembangan (3) fungsi preventif dan kuratif (pencegahan dan penyembuhan).
Unsur- unsur Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah meliputi : Pertama, subyek. Dalam praktik BKI di sekolah yang menjadi subyek adalah koordinator, konselor dan guru BKI. Kedua, Obyek. Yang menjadi obyek BKI adalah siswa dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Ketiga, sarana dan prasarana. Keempat, metode atau cara pelaksanaan. Kelima, materiatau bahasan pokok yang diberikan.

Daftar Pustaka
-          Syamsul Munir A,Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta : AMZAH, 2010
-          Hamdani Bakron Adz-Dzaky, Psikologi & Konseling Islami, Penerapan Metode Sufistik, Yogykarta : Fajar Pustaka Baru, 2001
-          Abdul Cholic, Bimbingan dan Konseling Islami: Sejarah, Konsep dan Pendekatannya, Yogyakarta : Pura Pustaka, 2009



[1] Syamsul Munir A,Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta : AMZAH, 2010), hal. 23.
[2] Hamdani Bakron Adz-Dzaky, Psikologi & Konseling Islami, Penerapan Metode Sufistik, (Yogykarta : Fajar Pustaka Baru, 2001), hal. 167-168.
[3] Abdul Cholic, Bimbingan dan Konseling Islami: Sejarah, Konsep dan Pendekatannya, (Yogyakarta : Pura Pustaka, 2009). Hal. 35

No comments:

Post a Comment