Saturday 23 April 2016

Essay LPDP Afirmasi Kontribusiku Bagi Indonesia

Saya adalah seorang lulusan S1 Pendidikan Agama Islam. Sebagai sarjana pendidikan, saya memang sangat menyukai dunia pendidikan. Dapat berbagi apa yang kita miliki memberikan kepuasan tersendiri bagi diri saya pribadi.
Kontribusi yang pernah saya lakukan untuk Indonesia adalah, sejak kuliah saya telah mengajar baik di pendidikan formal maunpun non formal. Mencintai dunia anak, maka sejak semester 1 saya telah mengajar di beberapa TPA di lingkungan tempat saya tinggal. Saya juga mencoba mengajar eskul tilawah di sebuah SD Muhammadiyah di Yogyakarta. Saya memang sangat menyukai dunia pengajaran dan tilawah, selain mengasah bakat di UKM JQH Almizan saya juga tetap melatih talent saya sembari mengajarkannya, diantaranya saya sempat mengajar tilawah di Asrama UNY Jogjakarta dan STIKES Surya Global. Pengajaran privat rumah-kerumah juga sempat beberapa kali saya lakukan. 
Selepas lulus S1, saya bergabung dalam sebuah program kerelawanan di bidang pendidikan yang di selenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Dompet Dhuafa. Program ini bernama Sekolah Guru Indonesia (SGI). SGI adalah program mengirimkan anak muda untuk menjadi guru di daerah 3T. Sàat itu saya mendapat lokasi penempatan di Wakatobi- Sulawesi Tenggara. Satu tahun menjadi guru di sana, kami melakukan berbagai macam kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan, seperti mengajar, membuat PTK, menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama, melakukan parenting, membuat display pembelajaran.
 Selain itu kami juga aktif memberikan pelatihan kepada guru-guru di Wakatobi. Pada beberapa kesempatan, saya dan tim mengunjungi sekolah-sekolah untuk melakukan AMT (Achievement Motivation Training). Kami juga melakukan pemberdayaan masyarakat berbasis pendidikan. Kami memilih mendirikan perpustakaan desa yang kami beri nama Istana Baca Wakatobi (IBW). IBW berdiri di 6 titik di tiap desa kami di tempatkan. Bekerjasama dengan berbagai pihak ( Kementerian Keuangan, Gerakan Kendari Mengajar, Filatrophy Pendidikan, ODOJ Kendari, TV Sultra, RRI Sultra, dan para donatur serta orang tua siswa) maka akhirnya IBW dapat berdiri dan menjadi pusat tempat belajar ke dua setelah sekolah.
Dalam program yang sama, kami pernah melakukan pemberdayaan di desa Pojok, Kec. Salopa Kab. Tasikmalaya. Fokus pada literasi, kami terus membimbing anak-anak untuk menulis. Di akhir program, alhamdulillah telah terbit satu buah buku dari penerbit Mizan dengan judul "Jika Aku Menjadi". Buku ini adalah hasil tulisan anak-anak kampung Pojok yang kami latih setiap hari selama sebulan lamanya. Hikmah positif dari kegiatan tersebut, anak disana menjadi lebih percaya diri dan lebih tertarik menggali potensi dirinya, serta kesadaran orang tua dan anak akan budaya literasi meningkat signifikan.
Sedangkan kontribusi saya untuk Indonesia di masa yang akan datang adalah saya ingin membangun sebuah sekolah berbasis boarding yang mengintegrasikan pendidikan agama-sains secara bersamaan dalam kurikulumnya. Tak dapat dipungkiri, hari ini pendidikan kita mengalami krisis karakter. Diantara penyebabnya adalah adanya dikotomi ilmu pengetahuan. Sejujurnya, Indonesia tak kekurangan anak-anak pintar. Kita punya banyak, namun tak sedikit juga dari mereka miskin karakternya. Pun, bukan hal yang terlalu sulit menemukan anak bangsa yang baik karakternya, namun mereka tak memiliki kapasitas yang cukup untuk bersaing di dunia global. Oleh karenanya kita butuh sebuah formula khusus yang mampu menciptakan anak bangsa yang unggul dalam ilmu pengetahuan serta memiliki karakter mulia.
Sebagai solusinya, di masa depan saya ingin membangun sekolah dengan model tersebut. Dengan model pendidikan yang terintegrasi diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang unggul yang dapat memberikan kontribusi positif untuk bangsa Indonesia ke depannya. Sekolah ini nantinya juga akan memberlakukan subsidi silang dalam pendanaanya. Artinya, warga sekolah yang memiliki kelebihan secara finansial akan membantu mereka yang kurang secara finansial. Sekolah ini nantinya, diharapkan menjadi jalan bagi masyarakat yang ingin pendidikan berkualitas namun terkendala secara finansial. Saya rasa sekolah ini sangat cocok untuk di bangun, mengingat daerah asal saya (Sampit-Kalimantan Tengah) termasuk daerah yang masih berkembang pendidikannya.
Saat ini, saya telah mengamati dan menilai secara mendalam satu buah sekolah yang dapat saya jadikan model bagi sekolah impian saya. Kurikulum dan iklim sekolah sudah sedikit saya pelajari karena saya pernah terlibat disana. Selain itu, untuk mewujudkan mimpi ini, saya telah memiliki beberapa jejaring yang siap membantu sekolah ini nantinya. 
Selain ingin membangun sekolah tersebut, setelah lulus magister, saya juga ingin ikut terlibat dalam sharing ilmu pendidikan misalnya dalam bentuk training pendidikan atau sekedar dalam bentuk tulisan.Namun satu hal yang menjadi prinsip saya, di masa mendatang, apapun nantinya profesi yang akan saya jalani, saya ingin mendermakan diri, memberi manfaat seluas-luasnya untuk orang di sekeliling saya. 

No comments:

Post a Comment