RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
RPP ini dibuat guna memenuhi tugas
Mata
Kuliah : PPL 1/ Micro
Teaching
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. H. Maragustam Siregar
Disusun
oleh :
Maria Ulfah
10410027
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah :
MAN 3 Yogyakarta
Mata Pelajaran :
Akidah Akhlak
Materi Pokok : Akhlak Tercela (Riya’)
Kelas/Semester :
X/II
Pertemuan ke :
Enam
Alokasi
Waktu : 1 X 15 menit
A. Standar
Kompetensi
Menghindari akhlak tercela
B.
Kompetensi dasar
Menghindari perilaku riya’ dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator
-
Siswa
dapat menyebutkan pengertian riya’
-
Siswa
dapat mengidentifikasi perilaku riya’dalam kehidupan sehari-hari
-
Siswa
dapat menjelaskan hikmah menghindari sikap riya’
-
Siswa
dapat menganalisis cara mengihndari perilaku riya’ dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan
Pembelajaran
Setelah
mempelajari materi tentang Qurban
-
Dengan
metode ceramah dan tanya jawab serta menggunakan media Power Point siswa dapat menyebutkan menyebutkan pengertian
riya’
-
Dengan
metode cramah dan tanya jawab menggunakan media Power Point siswa dapat mengidentifikasi perilaku riya’
dalam kehidupan sehari-hari
-
Dengan
meode diskusi dan strategi Giving Quesion and Getting Answer siswa dapat
menjelaskan dampak dari sikap riya’
-
Dengan
metode tanya jawab dan strategi I Here By Resolve siswa dapat menganalisis
cara menghindari perilaku riya’ dalam kehidupan sehari-sehari.
E.
Karakter yang diharapkan
Gemar Membaca, Kritis, Kreatif dan Aktif
F.
Materi Pokok
1. Pengertian Riya
2. Contoh Perilaku Riya’
3. Dampak Perilaku Riya’
4. Cara Menghindari Perilaku Riya
G.
Metode Pembelajaran :
Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab
H.
Strategi Pembelajaran :
Giving Question and Getting Answer dan I Here By Resolve
I.
Langkah-Langkah
Pembelajaran
No
|
Kegiatan
pembelajaran
|
Waktu
|
Model
Pembelajaran
|
1
|
Pendahuluan
a.
Guru membuka pembelajaran dengan menyapa dan memberi salam
b. Guru mengajukan pertanyaan dengan
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
c.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
memberi gambaran pembelajaran pada pertemuan ini.
|
3 menit
|
Ceramah
Tanya Jawab
|
2
|
Kegiatan
Inti.
a.
Eksplorasi
-
Guru
mengajukan beberapa pertanyaan tentang pengertian dan contoh perilaku riya’
-
Siswa
mendengarkan uraian guru tentang pengertian dan contoh perilaku riya’
b.
Elaborasi
-
Guru
meminta siswa membuat pertanyaan dan jawaban sesuai dengan kartu indeks yang
diberikan
-
Siswa
dibagi menjadi 2 kelompok untuk mendiskusikan isi tulisan yang mereka
tuliskan pada kartu indeks
-
Guru
meminta tiap kelompok saling tanya jawab sesuai dengan kartu indeks yang
kelompok merka sampaikan
c.
Konfirmasi
-
Guru
bersama-sama siswa memberikan tanggapan terhadap pemaparan kelompok.
-
Guru membantu menyelesaikan
masalah yang belum selesai ketika berdiskusi
|
7 menit
|
Ceramah, Tanya Jawab,
Giving Question and Getting Answer
|
3
|
Penutup
a.
Guru meminta
siswa menuliskan pembelajaran yang dapat mereka ambil dari pelajaran hari ini
dengan menuliskannya pada sebuah surat sebagai bentuk komitmen mereka
b.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang
belum faham.
c.
Guru memberi tugas untuk mengerjakan soal pada buku LKS
d.
Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan datang
e.
Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam
|
5 menit
|
Refleksi
I Here By Resolve
Tanya Jawab
Penugasan
|
J. Sumber Belajar
1. Dra. Suhartini M.Pd dkk, 2012.
Buku Paket Akidah Akhlak untuk kelas X / Semester Genap untuk MA, Jakarta
: PT.Gramedia
2. Drs. Affandi, 2009 LKS “IQBAL”
Akidah Akhlak untuk kelas X / Semester
Genap F.2 untuk Madrasah Aliyah, Solo: CV Indonesia Jaya
K. Media dan Alat Pembelajaran :
1.
Laptop
2.
LCD
3.
Video
pembelajaran
4.
Kertas HVS
5.
Spidol
L. Evaluasi Pembelajaran
1.
Tes
Tertulis *
a.
Hasil
diskusi kelompok (hasil kritik video terkait tema pelajaran)
b.
Tugas : Mengerjakan soal pada buku LKS halaman 35
*Bentuk instrumen terlampir
2.
Tes
Non Tulis : Pengamatan selama di kelas
*Bentuk instrumen terlampir
Yogyakarta, 13 Maret 2013
Mengetahui
Dosen
Pembimbing,
Prof. Dr. H.
Maragustam Siregar
NIP. 1959100
198703 1 002
|
Praktikan
Maria
Ulfah
NIM.
10410027
|
Lampiran I : Materi
1.
Pengertian Riya’
Menurut bahasa artinya
pamer, memperlihatkan, memamerkan, atau ingin memperlihatkan yang bukan
sebenarnya, sedang menurut istilah yaitu memperlihatkan suatu ibadah dan amal
shalih kepada orang lain, bukan karena Allah tetapi karena sesuatu selain
Allah, dengan harapan agar mendapat pujian atau penghargaan dari orang lain. Sedang memperdengarkan ucapan tentang ibadah dan amal
salehnya kepada orang lain disebut sum’ah (ingin didengar).
Riya’ dan sum’ah merupakan perbuatan tercela dan
merupakan syirik kecil yang hukumnya haram. Riya’ sebagai salah satu sifat
orang munafik yang seharusnya dijauhi oleh orang mukmin. Simak QS. An Nisa’ [4]
142
Artinya : “Sesungguhnya orang-rang munafik itu menipu Allah, dan Allah
akan membalas tipuan mereka. Dan jika mereka berdiri untuk shalat mereka
berdiri dengan malas, mereka bermaksud riya’ ( dengan shalat itu ) dihadapan
manusia, dan tidaklah mereka dzkiri kepada Allah kecuali sedikit sekali.”
Dalam sebuah hadis, Rasulullah bercerita, ”Di hari
kiamat nanti ada orang yang mati syahid diperintahkan oleh Allah untuk masuk ke
neraka. Lalu orang itu melakukan protes, ‘Wahai Tuhanku, aku ini telah mati
syahid dalam perjuangan membela agama-Mu, mengapa aku dimasukkan ke neraka?’
Allah menjawab, ‘Kamu berdusta dalam berjuang. Kamu hanya ingin mendapatkan
pujian dari orang lain, agar dirimu dikatakan sebagai pemberani. Dan, apabila
pujian itu telah dikatakan oleh mereka, maka itulah sebagai balasan dari
perjuanganmu’.” Orang yang berjuang atau beribadah demi sesuatu yang bukan ikhlas
karena Allah SWT, dalam agama disebut riya. Sepintas, sifat riya merupakan
perkara yang sepele, namun akibatnya sangat fatal. Sifat riya dapat memberangus
seluruh amal kebaikan, bagaikan air hujan yang menimpa debu di atas bebatuan.
Allah SWT berfirman QS. Al-Furqan [25] : 23
Artinya : ”Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami
jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.”
Abu Hurairah RA juga pernah mendengar Rasulullah
bersabda, ”Banyak orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh sesuatu dari
puasanya itu kecuali lapar dan dahaga, dan banyak pula orang yang melakukan
shalat malam yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali tidak tidur semalaman.”
Begitu dahsyatnya penyakit riya ini, hingga ada
seseorang yang bertanya kepada Rasulullah, ”Apakah keselamatan itu?” Jawab
Rasulullah, ”Apabila kamu tidak menipu Allah.” Orang tersebut bertanya lagi,
”Bagaimana menipu Allah itu?” Rasulullah menjawab, ”Apabila kamu melakukan
suatu amal yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya kepadamu, maka
kamu menghendaki amal itu untuk selain Allah.”
Meskipun riya sangat berbahaya, tidak sedikit di
antara kita yang teperdaya oleh penyakit hati ini. Kini tidak mudah untuk
menemukan orang yang benar-benar ikhlas beribadah kepada Allah tanpa adanya
pamrih dari manusia atau tujuan lainnya, baik dalam masalah ibadah, muamalah,
ataupun perjuangan. Meskipun kadarnya berbeda-beda antara satu dan lainnya,
tujuannya tetap sama: ingin menunjukkan amaliyahnya, ibadah, dan segala
aktivitasnya di hadapan manusia.
Secara tegas Rasulullah pernah bersabda, ”Takutlah
kamu kepada syirik kecil.” Para shahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah, apa yang
dimaksud dengan syirik kecil?” Rasulullah berkata, ”Yaitu sifat riya. Kelak di
hari pembalasan, Allah mengatakan kepada mereka yang memiliki sifat riya,
‘pergilah kalian kepada mereka, di mana kalian pernah memperlihatkan amal
kalian kepada mereka semasa di dunia. Lihatlah apakah kalian memperoleh imbalan
pahala dari mereka.
2.
Contoh Perilaku Riya’
·
Sholat berjamaah ke masjid niat nya bukan karena Allah
tapi supaya dikatakan oleh masyarakatnya sebagai orang yang taat
·
Menghafal Al-Qur’an bukan karena Allah, namun untuk
bisa mengikuti lomba ataupun dimanfaatkan sebagai alat untuk mencari uang
·
Parapejabat yang bersedekah kepada fakir miskin karena
ingin mendapatkan pamrih
·
Naik haji berulang kali karena ingin dianggap sebagai
orang kaya
3. Dampak dari Perilaku Pria
·
Riya Merusak Amal Perbuatan. Riya adalah tak ubahnya seperti
penyakit ganas dapat menghanguskan apa saja yang dihinggapi. Riya’ menjadikan
semua amal kebaikan menjadi ringan dan kosong. Berdasarkan pendapat jumhur
ulama sesungguhnya riya membatalkan amal perbuatan. Barang siapa yang riya’ di
dalam salat, puas, riya, di dalam berdoa dan riya, di dalam melakukan amal
kebajikan, maka batal amal perbuatannya.
·
Riya Merusak Keimanan. Dalam surat Al-Ma’un, diungkapkan “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama. Itulah orang yang
menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi ’ makan orang miskin. Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang- orang yang lalai dari
salatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang yang
berguna.”
·
Dalam beberapa riwayat dinyatakan bahwa; orang yang
riya, dipanggil dengan sebutan “Wahai orang musyrik”. Karena salat yang
didirikannya, puasa yang dikerjakannya, semua itu tidak dilakukannya semata
untuk Allah melainkan juga untuk manusia. Riya, itu pada hakikatnya adalah
syirik. Apa yang dikatakan oleh para peryembah berhala. Bukankah mereka
menyembah Allah dan juga menyembah berhala-berhala mereka. Mereka mengatakan, “Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di hadapan Allah” (Q.S. Yunus/10: 18). Hal yang perlu diperhatikan dan
diwaspadai adalah bahwa riya’ itu samar dan tersembunyi sehingga walau
seseorang telah dirasuki penyakit riya’ namun dirinya tidak terasa. Sebagai
contoh, mungkin saja seorang manusia menunaikan ibadah sepanjang umurnya dalam
keadaan riya’ namun dia tidak menyadarinya karena yang ia rasakan hanya
perasaan bahwa adalah sudah menjadi kodrat manusia bila ada keinginan mendapat
pengakuan dan gelar Haji dan dipanggil Haji. Oleh karena itu disebut dalam
beberapa riwayat riya’ diumpamakan seperti seekor semut yang hitam yang
berjalan di atas batu yang hitam di malam yang gelap gulita. Nah, riya
sedemikiannya sampai sebatas ini.
4. Kebiasaan yang dapat menghindari perbuatan riya
a. Memfokuskan niat ibadah (ikhlas) hanya
semata-mata karena Allah SWT
b. Mengetahui dan senantiasa ingat terhadap dampak negatif riya.
c. Menjauhkan diri kita dalam
berinteraksi sosial dari orang-orang yang mengidap penyakit riya.
d. Melakukan perlawanan (jihad)
melawan hawa nafsu yang selalu mendorong dan menjatuhkan kita ke dalam
pelanggaran-pelanggaran kepada Allah, termasuk riya.
e. Saling menasehati untuk kebaikan dan
kesabaran dalam beribadah
Lampiran II : Instrumen Penilaian
Penugasan !!!
“Amatilah perilaku riya yang ada disekitarmu.
Deskripsikan, kemudian berilah analisis serta berikan penjelasan hikmah apa
yang bisa kamu ambil dari tugas ini”
Kunci Jawaban : Essay ( Bebas)
Skor penilaian berdasarkan hasil dari laporan siswa
Lampiran III : Lembar Observasi
Penilaian Sikap dalam proses pembelajaran
No
|
Nama
|
Sikap
|
Skor
|
|||
Gemar Membaca
|
Aktif
|
Kreatif
|
Kritis
|
|||
1.
|
M.
Syarifudin K
|
|
|
|
|
|
2.
|
Lulu Nurhusna
|
|
|
|
|
|
3.
|
Widiyawati
|
|
|
|
|
|
4.
|
Kholifatul Ubaidah
|
|
|
|
|
|
5.
|
Syarifudin Musthofa
|
|
|
|
|
|
6.
|
Arifin Nur Rochmad
|
|
|
|
|
|
7.
|
Anom Wulan Sari
|
|
|
|
|
|
8.
|
Sayyid Nursiba
|
|
|
|
|
|
9.
|
Yusuf Kurnia
|
|
|
|
|
|