One Day One Ayat
Istilah ini populer sejak tahun 2010 an. One Day One Ayat dimaksudkan untuk membangkitkan spirit menghafal Al-Quran, menanamkan mindset bahwa "Menghafal itu Mudah". Kenapa cuma 1 ayat sehari? Bukankah ini lama sekali, mengingat AlQuran mempunyai lebih dari 6.000 ayat.
Ini hanya pemantik semangat. Bayangkan jika kita menawarkan orang untuk menghafal 1 hari 1 halaman, yg ada mereka langsung menolak sebelum sempat mempraktekkannya, beda hal nya jika yang kita tawarkan adalah 1 ayat, misal dalam surat An - Naba di Juz 30. Ayat ke satunya berbunyi, amma ya tatsaa aluun, atau yang lebih mudah lagi seperti surat Yaa Siin, atau Ar-Rohman dimana ayat-ayat awal nya sangat menggoda untuk cepat di hafalkan. Ingat saat berlajar naik motor? Belajar nya pelan-pelan, kalo sudah faham benar boleh ngebut. Semua serba pelan-pelan, karena kalau langsung ngebut, bisa brabe urusannya. Atau seperti olahraga, tanpa pemanasan langsung ke gerakan-gerakan ekstrim kita bisa pegal pegal, ksleo dsb, yang bisa saja hal itu membuat kita kapok untuk olahraga lagi. Tapi juga bukan disebut olahraga jika hanya pemanasan terus. Itu sebabnya kita kudu menaikkan speed, awalnya hanya satu ayat satu hari, sebulan naik jadi 2 ayat perhari, bulan kedua ketiga sudah tambah jadi 3-4 ayat perhari. Seperti halnya cerita salah seorang bapak-bapak yang ingin menghafal Surat Yaasiin. Surat Yaa Siin terdiri dari 83 ayat. Kalau menggunakan metode ODOA, bapak tersebut akan hafal surat Yaa Siin dihari ke 83, namun istimewanya bapak ini hafal di hari ke 43. Beliau mengatakan "Saat pertama kali saya menghafal surat Yaa Siin saya melakukannya dengan One Day One Ayat, tapi ternyata saya menghatamkan hafalan saya bukan 83 hari tapi hanya 43 hari, karena ditengah perjalanan menghafal saya merasa sangat rugi jika satu hari hanya menghafal satu ayat, akhirnya saya menaikkan target hafalan saya, dan begitulah hasilnya".
Begitulah menghafal Al-Quran, dimulai dengan kesiapan kemampuan kita yang paling mudah. Diantaranya dengan metode One Day One Ayat. Jangan tergoda dan terburu-buru menaikkan kecepatan bila diri belum benar-benar siap. Karena apabila semangat menaikkan kecepatan hafalan tidak diimbangi dengan kesiapan diri bisa menyebabkan frustasi tidak bisa mencapai target hafalan yang banyak, lalu kemudian bermalas-malasan karena target demi target tidak tercapai lalu akhirnya berhenti menghafal. Tentu kita tidak ingin hal itu terjadi. Oleh karenanya, mantapkan diri, jaga konsistensi dan kedisiplinan dalam menghafal Al-Quran. Insya Allah, setalah kita konsisten, kemampuan menghafal kita nail dengan sendirinya. Lalu kita tetap terus memohon kepada Allah agar semangat kita terus terjaga dalam mencintai kalam-Nya. Aamiin.
No comments:
Post a Comment