Friday 20 November 2015

Mengenang 1 Tahun Kepergian Jamilah Sampara

Refelksi 1 Tahun Setalah Kepergia Jamilah Sampara
Hari itu, tepat setahun yang lalu. Pagi-pagi sekali aku mendengar suara ramai. Diantara kata yang dapat ku dengar dari suara itu adalah “Beneran ya?”. Dalam hati aku bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi hingga orang-orang ini ramai sekali. Aku beranjak dari kamar menuju ruang tamu asrama. Teman kami menceritakan sambil menitikkan air matanya. Ia mendapat kabar dari Manajemen kami bahwa saudara seperjuangan kami telah meninggal dunia di daerah penempatan.
Shock. Itulah ekspresi yang pertama keluar dari diriku. Beliau yang sedang ramai diceritakan dengan penuh isak tangis itu Jamilah Sampara. Jamilah adalah salah satu guru terbaik yang dimiliki oleh Dompet Dhuafa. Belia adalah guru SGI angkatan V yang bertugas di Pandeglang-Banten.Segala keterbatasan daerah penempatan tak menyurutkan langkahnya untuk membagi inspirasi pada orang-orang di sekelilingnya. Ia adalah sosok guru yang dicintai murid-muridnya. Diakhir purnama pengabdiannya, Allah memanggilnya. Tepat beberapa hari sebelum hari penjemputan. Siapa sangka, beliau harus mendahului kami semua untuk bertemu dengan-Nya. Ia meninggal pada Jum’at malam. Hari yang mulia. Menurut cerita, ia memang sering kali mengatakan “gugur dijalan-Nya adalah syahid”. Allah mendengar kata-katanya, dan Ia memanggilnya dalam keadaan yang mulia.
Begitulah maut menjemput tak kenal usia dan waktu. Keadaan  Jamilah Sampara mengingatkan kami bahwa seberapapun mudanya usia kami tak menjadi jaminan bahwa kami mendapat lisensi untuk hidup lebih lama. Sungguh sebenarnya, tak ada yang dikhawatirkan dengan meninggal di usia muda. Hanya saja, aku tak pernah bisa menjamin surga untuk diriku. Itu sebabnya kami terus memanjatkan do’a agar diwafatkan dalam keadaan khusnul khatimah.
Di tengah pengabdian ini, segala sesuatu bisa saja terjadi. Oleh karenanya kami selalu diingatkan akan niat kami berangkat ke sini. Allah adalah tujuan kami. Kami berangkat karena Allah meminta kami untuk memberi manfaat kepada sesama. Tujuan ini tak boleh bergeser. Sedikit saja ia bergeser, dan maut tiba-tiba datang sungguh tak terbayang betapa hinanya kami karena telah mati dalam keadaan sia.
Allah…lindungilah kami, peliharalah niat kami, wafatkanlah kami dalam keadaan khsunul khatimah….. aamiin..

No comments:

Post a Comment