RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
RPP ini dibuat guna memenuhi tugas
Mata
Kuliah : SKI dan Pembelajarannya
Dosen
Pengampu : Dr. Muqowim, M.Ag.
Disusun
oleh :
Maria Ulfah
10410027
V- PAI C
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : MTs Negeri 1 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Materi Pokok : Salahudin Al-Ayyubi
Kelas/Semester : VII/II
Pertemuan ke : Delapan
Alokasi Waktu :
1 X 40 menit
A. Standar
Kompetensi
Memahami
perkembangan Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah
B.
Kompetensi dasar
Meneladani sikap
keperwiraan Salahudin Al-Ayyubi
C. Indikator
1. Siswa dapat menjelaskan riwayat hidup Salahudin Al-Ayyubi
2. Siswa dapat mendeskripsikan perang salib pada zaman Dinasti
Ayyubiyah
3. Siswa dapat menghubungkan kejadian masa sekarang dengan keperwiraan
Salahudin Al-Ayyubi
D. Tujuan
Pembelajaran
Setelah
mempelajari materi tentang Salahudin Al-Ayyubi
1.
Dengan
metode ceramah dan dibantu media Power Point siswa dapat menjelaskan riwayat
hidup Salahudin Al-Ayyubi
2.
Dengan
strategi Resume Group and Poster Session siswa dapat
mendeskripsikan perang salib pada zaman Dinasti Ayyubiyah
3.
Dengan
metode tanya jawab siswa dapat menghubungkan kejadian masa sekarang dengan
keperwiraan Salahudin Al-Ayyubi.
E.
Karakter yang diharapkan
Gemar Membaca, Kreatif dan Kerjasama
F.
Materi Pokok
1. Biografi Salahudin Al-Ayyubi
2. Karir Militer Salahudin Al-Ayyubi
3. Salahudin Al-Ayyubi Pahlawan Islam dalam Perang Salib
G.
Metode Pembelajaran :
Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab
H.
Strategi Pembelajaran :
Resume
Group dan Poster Session
I.
Langkah-Langkah
Pembelajaran
No
|
Kegiatan
pembelajaran
|
Waktu
|
Model
Pembelajaran
|
1
|
Pendahuluan
a.
Guru
mengawali kegiatan belajar secara Islami : Salam pembuka, doa sebelum memulai
pelajaran.
b.
Guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari.
c.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
|
5 menit
|
Ceramah
|
2
|
Kegiatan
Inti.
a.
Guru menyampaikan materi pembelajaran
b.
Siswa
dibagi menjadi dua kelompok
c.
Tiap
kelompok mendapat kertas teks yang telah disediakan oleh guru
d.
Tiap
anggota kelompok diminta untuk meresume dan mendiskusikan kertas teks yang
telah diberikan
e.
Setiap
kelompok diminta untuk membuat gambar dalam bentuk poster terkait dengan
kertas teks.
f.
Siswa
diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
g.
Guru
memberi apresiasi
|
25 menit
|
Ceramah,
Diskusi,
Resume Group
Poster Session
|
3
|
Penutup
a.
Siswa diminta menjawab
pertanyaan yang di berikan guru.
b.
Guru memberikan
kesimpulan materi pelajaran
c.
Guru menyampaikan
maeteri yang akan datang
d.
Guru menutup pembelajaran dengan megucap hamdalah dan salam penutup
|
10 menit
|
Refleksi
Tanya Jawab
|
J.
Sumber Belajar
1. Buku Teks “Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII /
Semester Genap F.2 untuk Madrasah Tsanawiyah, Jakarta : Erlangga
2. LKS “IQBAL” Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII /
Semester Genap F.2 untuk Madrasah Tsanawiyah, Solo: CV Indonesia Jaya
K.
Media dan alat Pembelajaran :
1.
Laptop
2.
LCD
3.
Kertas Teks
4.
Kertas HVS
5.
Pensil
6.
Isolatip
L.
Evaluasi
Pembelajaran
Tehnik
Penilian :
1.
Tes
:
a.
Menjawab pertanyaan dari guru
b. Membuat resume
terkait materi
c. Membuat Poster terkait materi
2. Non
tes :
Pengamatan : mengamati respon dan keaktifan siswa dalam
proses belajar mengajar
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Dr. Muqowim, M.Ag.
NIP : …………………..
|
Wates, 20 November 2012
Guru PAI
Maria Ulfah S.Pdi
NIM : 10410027
|
Lampiran
·
Materi
Belajar
A.
Biografi
salahuddin Al-Ayyubi
Salahuddin Al-ayyubi bernama Abdul Muzaffar Yusuf bin Najmuddin bin
Ayyub. sholhuddin lahir di Takriet 532
H/1137 M meninggal 589 H/1193 M, di mansyurkan oleh bangsa Eropa dengan nama
“Saladin” pahlawan perang salib, dari suku Ayyubiyah suku Kurdi.
Salahuddin Al-Ayyubi
adalah salah seorang pahlawan Islam yang gagah berani dalam Perang Salib, yaitu
perang antara kaum Muslimin melawan orang-orang Nasrani dari Eropa (Inggris,
Prancis, Jerman dan Roma), yang terjadi sekitar tahun 1096-1291 M.
Nama Salahuddin
Al-Ayyubi menjadi terkenal baik
dikalangan kaum Muslimin dan orang-orang Barat berkat keberanian dan
ketangguhannya dalam medan pertempuran. Terutama dengan kemenangan-kemenagan
yang ia peroleh dan sangat mencengangkan pihak pasukan Salib.
Pendidikan dan masa muda
salahuddin Al-Ayyubiy kurang begitu dikenal, namun buku-buku sejarah menuturkan
bahwa cita-cita awal Salahuddin Al-Ayyubi ialah menjadi orang yang ahli dalam
bidang ilmu- ilmu agama Islam (ulama. Ia senang berdiskusi tentang ilmu kalam,
Al-Qur’an, Fiqh dan Hadits. Namun, setelah ia dikenalkan dengan gubernur
Suriah, Nuruddin Zangi, keadaann menuntunya untuk lebi aktif dalam beberapa
ekspedisi militer menyertai pamannya Asaduduin Syirkuh, Panglima militer
Suriah. Dalam bidang militer inilah karir Salahuddin Al-Ayyubi berkibar dan
mengantarkannya menjadi Khalifah Dinasti Ayyubiyah yang didirikannya di Mesir.
B.
Karir
Militer Salahuddin Al-Ayyubi Sebelum Menjadi Khalifah
Karir kemiliteran
Salahuddin Al-Ayyubi yang paling terkenal dan banyak diceritakan dalam
buku-buku sejarah diawali dengan keberhasilannya sebagai tentara pejuang,
pertama kali terlihat ketika ia pergi ke Mesir mendampingi pamannya, Asaduddin
Syirkuh, yang mendapat tugas dari gubernur Syuriah, Nuruddin Zangi, untuk
membantu perdana menteri Dinasti Fatimiyah yang dikudeta. Perdana
menteri Syawwar dikudeta oleh Digram. Dalam misi tersebut, Syawwar menjanjikan
imbalan bagi Suriah sepertiga pajak tanah Mesir. Misi tersebut berhasil dengan
baik. Digram dapat dibunuh dan Perdana Menteri Syawwar kembali pada
kedudukannya semula tahun 560 H/1164M.
Tiga tahun kemudian, Nuruddin Zangi kembali
menugaskan panglima Asaduddin Syirkuh dan Salahuddin Al-Ayyubi untuk
menaklukkan Mesir. Hal ini dikarenakan Perdana Menteri Syawwar telah mengadakan
perjanjian dengan Amaury, panglima tentara Salib, yang dulu pernah membantu
Digram. Perjanjian tersebut dipandang membahayakan posisi Suriah dan ummat
Islam pada umumnya.
Pasukan
Syirkuh dan Salahuddin yang gagah berani dengan cepa dapat memasuki
Iskandariyah. Terjadilah pertempuran sengit antara tentara Salib dan tentara
Syirkuh-Salahuddin. Tentara Salib mengepung posisi Syirkuh-Salahuddin yang
telah masuk Iskandariyah dari darat dan laut. Walaupun demikian tentara Suriah
dapat mempertahankan diri dan memberikan pembalasan dengan perlawanan sengit
terhadap pasukan Amaury. Putus asa dan kelelahan menghinggapi tentara salib,
hingga akhirnya pertempuran diakhiri dengan perdamaian pada bulan Agustus
1167M. Isi perdamaian itu antara lain pertukaran tawanan perang.
Syirkuh-Salahuddin kembali ke Suriah, Amaury kembali ke Jerussalem, dan
Iskandariyah diserahkan kepada Syawwar.
Dua tahun kemudian, Syirkuh dan Salahuddin
Al-Ayyubi kembali ke Mesir untuk membantu daerah tersebut dan kaum Muslimin
yang ada di dalamnya dari serbuan kaum Salib yang kesekian kalinya. Khalifah
Al-‘Adid, Khalifah Fatimiyah yang terakhir menyambut baik kedatangan
Syirkuh-Salahuddin dari Suriah. Sebaliknya,
Syawwar sang perdana menteri yang terus bersekongkol dengan kaum salim
tidak senang dengan kedatangan Syirkuh-Salahuddin yang mendapat sambutan baik
dari Khalifah Al-‘Adid. Keberanian dan kekuatan tentara suriah dibawah pimpinan
Syirkuh-Salahuddin dapat memukul mundur pasukan salib. Mesir untuk kesekian
kalinya dapat terbebas dari cengkraman tentara-tentara salib. Nama Salahuddin
Al-Ayyubi kian mendapat tempat di hati rakyat Mesir. Khalifah Al-Adid dan
rakyat Mesir menerimanya dengan senang hati.
Sementara itu Syawwar yang tidak senang
terhadap kehadiran Syirkuh-Salahuddin merencanakan sebuah konfirasi untuk
membunuh Salahuddin-Syirkuh dan untuk mengakhiri jabatan Khalifah Al-‘Adid
Billah. Tapi Salahuddin –Syirkuh lebih dahulu dapat mencium rencana Syawwar,
Salahuddin membentuk pasukan khusus yang berhasil menangkap Syawwar dan
membunuhnya.
Keberhasilan tentara Suriah mengusir pasukan
Salib dari Mesir, membuat Khalifah Al-‘Adid memberi imbalan, yaitu memberikan
jabatan wazir (perdana menteri) yang ditinggalakan Syawwar kepada Syirkuh tahun
564 H/1169 M. Asaduddin Syirkuh menjadi perdana menteri hanya dua bulan. Ia
sakit kemudian wafat. Khalifah Al-‘Adid mengangakat Salahuddin Al-Ayyubi
sebagai perdana menteri dengan gelar Al-Malik An-Nasir pada 564 H/1169 M.
Demikian sekelumit karir militer Salahuddin
Al-Ayyubi yang mengantarkannya menjadi perdana menteri (wazir) Dinasti
Fatimiyyah, yang di masa selanjutnya berganti menjadi Dinasti Ayyubiyah.
Karir militer Salahuddin Al-Ayyubi tidak
berhenti samapai di situ. Ketika ia
menjadi khalifah, banyak sekali peperangan yang harus ia hadapi. Baik
untuk memadamkan pemberontakan dalam negeri ataupun menahan serangan
orang-orang Salib yang berusaha menguasai dunia Islam dan merampas hak-hak kaum
Muslimin dengan penuh kekejaman.
C.
Salahuddin
al-Ayyubi Pahlawan Islam dalam Perang Salib
Tujuan Salahuddin
Al-Ayyubi menyatukan Mesir, Suriah, Yaman, Tripoli dan wilayah-wilayah yang
liannya di bawah komando Al-Ayyubiyah adalah untuk membentuk koalisi umat Islam
yang kuat dalam melawan gempuran-gempuran tentara Salib. Usaha-usaha
yang dilakukan oleh Saluhuddin itu menuai hasil yang gemilang. Kebanyakan
lembaran hidup Salhuddin Al-Ayyubi setelah menjadi Khalifah pertama dihabiskan
untuk mempertahankan wilayah dan harga diri kaum Muslimin dari
serangan-serangan tentara Salib.
Perang Salib yang terjadi pada masa Salahuddin
Al-Ayyubi adalah Perang Salib periode kedua yang berlangsung sekitar tahun
1144-1192 M. Periode ini disebut periode reaksi umat Islam. Jatuhnya beberapa
wilayah umat Islam, terutama Baitul Maqdis (Al-Aqsa), pada perang Salib periode
pertama (1096-1144M) membangkitkan umat Islam untuk menghimpun kekuatan guna
merebut kembali wilayah-wilayah umat Islam yang telah dikuasai tentara Salib.
Jihad Islam melawan tentara Salib pada periode kedua pertama kali dipimpin oleh
Imaduddin Zangi, Gubernur Mosul yang berhasil merebut Aleppo dan Edese tahun
1144 M. Setelah Imaduddin Zangi wafat, posisinya digantikan oleh puteranya
Nuruddin Zangi, gubernur Suriah yang berhasil merebut Damaskus, Antokia dan
Mesir berkat kepemimpinan Panglima Syirkuh dan Salahuddin-Al-Ayyubi. Kemenangan
kaum Muslim berikutnya terjadi ketika pimpinan umat Islam dalam perang Salib
berada di bawah komando Khalifah Salahuddin Al-Ayyubi. Kemenangan yang paling
penting bagi umat Islam adalah membebaskan Baitul Maqdis pada tanggal 2 Oktober
1187, sekaligus merupakan kekalahan yang menyakitkan bagi tentara Salib.
·
Tes Formatif
Soal
1.
Siapa nama asli dari Salahudin
Al-Ayyubi ?
2.
Apa cita-cita Salahuddin ketika
masih kecil?
3.
Siapa nama paman Salhudin yang juga
menjadi panglima perang menemaninya dalam menaklukkan Mesir?
4.
Apa tujuan Salhuddin Al-ayyubi
meluaskan daerah kekuasaan ayyubiyah ke wilayah yang lain?
Kunci Jawaban
1.
Abdul
Muzaffar Yusuf bin Najmuddin bin Ayyub
2.
Ahli
ilmu agama (ulama)
3.
Asaduddin
Syirkuh
4.
Membangun
Koalisi umat Islam
Skor Penilaian
No. Soal
|
Skor
|
1.
|
20
|
2.
|
20
|
3.
|
20
|
4.
|
20
|
5.
|
20
|
·
Lembar Pengamatan Karakter
No
|
Nama siswa
|
Kerjasama
|
Berfikir
kreatif
|
Gemar membaca
|
Partisipasidalam
kelompok
|
Kekompakkan
|
Membuat resume
materi
|
Menggambarkan
hal menarik pada resume
|
Membaca kertas
teks
|
Menyimak teman
membaca
|
1
|
Efrinda
|
3
|
4
|
4
|
3
|
2
|
3
|
2
|
Intan Nur’aini
|
2
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
Yusuf Bayu
|
3
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
4
|
Andika
|
4
|
3
|
3
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Catur
|
3
|
2
|
3
|
4
|
2
|
3
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
11
|
|
|
|
|
|
|
|
12
|
|
|
|
|
|
|
|
13
|
|
|
|
|
|
|
|
14
|
|
|
|
|
|
|
|
15
|
|
|
|
|
|
|
|
·
Kertas Teks pada Tugas Resume
Puncak
Kegemilangan Salahudin pada Perang Salib terjadi di Perang Hattin.
Perang
Hattin terjadi di bulan Juli yang kering. Pasukan muslim dengan jumlah 25000
orang mengepung tentara salib didaerah Hattin yang menyerupai tanduk. Pasukan
muslim terdiri atas 12000 orang pasukan berkuda (kavaleri) sisanya adalah
pasukan jalan kaki (infanteri). Kavaleri pasukan muslim menunggangi kuda yaman
yang gesit dengan pakaian dari katun ringan (kazaghand) untuk meminimalisir
panas terik di padang pasir. Mereka terorganisir dengan baik, berkomunikasi
dengan bahasa arab. Pasukan dibagi menjadi beberapa skuadron kecil dengan
menggunakan taktik hit and run.
Pasukan
salib terdiri atas tiga bagian. Bagian depan pasukan adalah pasukan Hospitaler,
bagian tengah adalah batalyon kerajaan yang dipimpin Guy de Lusignan yang juga
membawa Salib besar sebagai lambang kerajaan. Bagian belakang adalah pasukan
ordo Knight Templar yang dipimpin Balian dari Ibelin. Bahasa yang mereka
gunakan bercampur antara bahasa Inggris, Perancis dan beberapa bahasa eropa
lainnya. Seperti umumnya tentara Eropa mereka menggunakan baju zirah dari besi
yang berat, yang sebetulnya tidak cocok digunakan di perang padang pasir.
Salahudin
memanfaatkan celah-celah ini. Malam harinya pasukan muslimin membakar rumput
kering disekeliling pasukan Salib yang sudah sangat kepanasan dan kehausan.
Besok paginya Salahudin membagikan anak panah tambahan pada pasukan kavalerinya
untuk membabat habis kuda tunggangan musuh. Tanpa kuda dan payah kepanasan,
pasukan salib menjadi jauh berkurang kekuatannya. Saat peperangan berlangsung
dengan kondisi suhu yang panas hampir semua pasukan salib tewas. Raja
Yerussalem Guy de Lusignan berhasil ditawan sedangkan Reginald de Chattilon
yang pernah membantai khalifah kaum muslimin langsung dipancung. Kepada Raja
Guy, Salahudin memperlakukan dengan baik dan dibebaskan dengan tebusan beberapa
tahun kemudian.
Menuju
Yerussalem
Dari
Hattin, Salahudin bergerak menuju kota-kota Acre, Beirut dan Sidon untuk
dibebaskan. Selanjutnya Salahudin bergerak menuju Yerussalem. Dalam pembebasan
kota-kota ataupun benteng Salahudin selalu mengutamakan jalur diplomasi dan
penyerahan daripada langsung melakukan penyerbuan militer. Pasukan Salahudin
mengepung Kota Yerussalem , pasukan salib di Yerussalem dipimpin oleh Balian
dari Obelin. Empat hari kemudian Salahudin menerima penawaran menyerah dari
Balian. Yerussalem diserahkan ketangan kaum muslimin. Salahuddin menjamin kebebasan
dan keamanan kaum Kristen dan Yahudi. Fragmen ini di abadikan dalam film
“Kingdom Of Heaven” besutan sutradara Ridley Scott. Tanggal 27 Rajab 583
Hijriyah atau bertepatan dengan Isra Mi’raj Rasulullah SAW, Salahudin memasuki
kota Yerussalem
Di Yerussalem,
Salahudin kembali menampilkan kebijakan dan sikap yang adil sebagai pemimpin
yang shalih. Mesjid Al-Aqsa dan Mesjid Umar bin Khattab dibersihkan tetapi
untuk Gereja Makam Suci tetap dibuka serta umat Kristiani diberikan kebebasan
untuk beribadah didalamnya. Salahudin berkata :” Muslim yang baik harus
memuliakan tempat ibadah agama lain”. Sangat kontras dengan yang dilakukan para
pasukan Salib di awal penaklukan kota Yerussalem (awal perang salib), sejarah
mencatat kota Yerussalem digenangi darah dan mayat dari penduduk muslimin yang
dibantai. Sikap Salahudin yang pemaaf dan murah hati disertai ketegasan adalah
contoh kebaikan bagi seluruh alam yang diperintahkan ajaran Islam.
Keadilan dan
kenegarawanan Salahudin pun membuat umat Nasrani yang tinggal di Yerusalem saat
itu berdecak kagum. Seorang tua penganut Kristen pun bertanya kepada Salahudin.
''Kenapa tuan tidak bertindak balas terhadap musuh-musuhmu?'' Salahudin
menjawab, ''Islam bukanlah agama pendendam bahkan sangat mencegah dari
melakukan perkara diluar perikemanusiaan, Islam menyuruh umatnya menepati
janji, memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf dan melupakan kekejaman
musuh ketika berkuasa walaupun ketika musuh berkuasa, umat Islam ditindas.''
Mendengar jawaban itu, bergetarlah hati orang tua itu. Ia pun kemudian berkata,
''Sungguh indah agama tuan! Maka diakhir hayatku ini, bagaimana untuk aku
memeluk agamamu?'' Salahudin pun berkata, ''Ucapkanlah dua kalimah syahadah.''
Kemuliaan akhlak Salahudin juga tergambar dalam film Kingdom of Heaven besutan
sutradara Ridley Scott, ketika dia mengangkat salib yang jatuh tergeletak di
tanah dan menempatkan kembali pada tempatnya. Hingga kini, kemuliaan hati dan
keberanian Salahudin masih tetap dikenang umat Islam dan orang-orang Barat.
Menurut Dr Jonathan Phillips, pengajar di University of London dan penulis
beberapa buku tentang Perang Salib, Salahudin merupakan pahlawan utama bagi
umat Islam.