BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi
manusia. Pandangan hidup mempunyai arti penting dalam kehidupan. Setiap individu yang ingin berhasil dan
mengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat
memerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang jelas, seseorang akan
memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan persoalan-persoalan dalam
hidupnya. Di dalam pandangan hidup itu terkandung konsep dasar dan nilai-nilai
mengenai kehidupan yang dicita-citakannya untuk mecapai kehidupan yang lebih
baik.
Namun, tidak semua orang menyadari akan hal
tersebut. Masih banyak orang yang tidak mengetahui pandangan hidupnya, sehingga
ia tidak mempunyai tujuan yang jelas dalam hidupnya. Oleh karena itu, pandanagn
hidup menjadi penting untuk dipelajari
bagi setiap orang yang ingin berhasil dan tau arah tujuan hidupnya.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
pandangan hidup dalam Islam?
2. Apa
unsur-unsur pandangan hidup?
3. Bagaimana
langkah-langkah berpandangan hidup yang baik?
C. Tujuan
dan Manfaat Penulisan
1. Untuk
mengetahui sumber-sumber pandangan hidup sehingga dapat membantu kita dalam
mengambil sumber pandangan hidup yang baik
2. Untuk
mengetahui unsur-unsur pandangan hidup dan langkah-langkah berpandangan hidup
yang baik sehingga dapat digunakan dalam memperlakukan pandangan hidup
sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pandangan
Hidup
Pandangan
hidup merupakan bagian hidup manusia, tidak ada seorang pun yang hidup tanpa
pandangan hidup meskipun pada tingkatan yang berbeda-beda. Pandangan hidup
mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup itu mencerminkan
cita-cita atau aspirasinya.
Menurut
Koentjoroningrat, sebagai salah satu pokok bahasan dalam Ilmu Budaya Dasar,
pandangan hidup mengandung pengertian yang mendasar yakni bahwa Pandangan hidup
adalah nilai – nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih secara
selektif oleh para individu dan golongan di dalam masyarakat.
Sistem nilai
budaya sering juga merupakan pandangan hidup atau world view bagi manusia yang
menganutnya. Apabila “sistem nilai” merupakan pedoman hidup yang dianut oleh
sebagian besar warga masyarakat, “pandangan hidup” merupakan suatu sistem
pedoman yang dianut oleh golongan-golongan atau, lebih sempit lagi, oleh
individu-individu khusus di dalam masyarakat. Oleh karena itu, hanya ada
pandangan hidup golongan atau individu tertentu, tetapi tidak ada pandangan
hidup pada keseluruhan masyarakat.
B.
Pandangan Hidup Muslim
Pandangan hidup Muslim adalah pandangan hidup orang
Islam yang bersumber dari agama Islam. Pandangan hidup ini mempunyai kebenaran
yang mutlak. Sebagai contoh pandangan hidup Muslim bersumber dari Al-Qur’an dan
Suunah Rasul. Dengan demikian maka pandangan hidup muslim adalah kesetiaannya
pada Islam tentang berbagai masalah asasi hidup manusia, yang merupakan jawaban
Muslim yang Islam oriented mengenai berbagai persoalan pokok hidup manusia yang
tersimpul dalam Al-Qur’an dan Hadits.[1]
Pandangan hidup muslim terdiri atas :
1. Pedoman
hidup ialah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul SAW
2. Dasar
hidupnya Islam
3. Tujuan
hidup Muslim, bahagia dunia akhirat
4. Tugas
hidup Muslim adalah ibadah kepada Allah
5. Fungsi
hidup Muslim adalah :
a. Sebagai
khalifah di atas bumi, yaitu menerjemahkan segala sifat-Nya edalam
perikehidupan dan kehidupan sehari-hari dalam batas-batas kemanusiaan,
melaksanakan segala yang diridhoi Allah di atas bumi.
b. Sebagai
fungsi risalah atau penerus risalah (ajaran) Nabi, pengembang fungsi dakwah
kepada segenap umat manusia.
6. Teladan
hidupnya adalah Nabi Muhammad, utusan Allah
7. Lawan
hidup Muslim adalah setan dan bangsa jin dan manusia
8. Kawan
hidup Muslim dalam arti khusus adalah suami/istri yang taat kepada Allah dan
semua orang yang pandangan hidupnya sama dengannya.
Demikian gambaran pandangan hidup
Muslim. Pandangan hidup muslim ruang lingkupnya meliputi seluruh bidang
kehidupan manusia.
C. Unsur-unsur
Pandangan Hidup
Ada
tiga unsur dalam pandangan hidup, yaitu :
1. Cita-cita
Cita-cita adalah keinginan dalam hati
seseorang. Cita-cita itu mungkin tercapai atau mungkin tidak.[2]
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada di dalam
hati.[3]
Cita-cita seringkali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat
atau harapan.
Diantara masa sekarang yang merupakan realita dengan
masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Ada 3
faktor yang mempengaruhi untuk mencapai cita-cita tersebut, yaitu :
a. Faktor
Manusia, tergantung dari dirinya sendiri apa dia mau mencapai cita-citanya atau
tidak. Dan harus dilakukan dengan usaha nya sendiri.
b. Faktor
kondisi, sesuai kondisi yang sedang dia rasakan. Apa dia bisa menempati sesuai
kondisi yang dia alami atau tidak.
c. Faktor
tingginya cita-cita, semakin tinggi cita-cita kita semakin besar pula usaha
yang harus kita lakukan tergantung apa cita-cita yang kita inginkan.
Dari uraian di atas jelas bahwa, jika
seseorang ingin mecapai cita-citanya ia harus berjuang, berusaha untuk mengubah
dirinya tanpa mengenal lelah.
Tetapi bila cita-cita belum tercapai
akibat belum terpenuhi persyaratannya, maka cita-cita tersebut baru disebut
harapan. Namun demikan, cita-cita yang bertaruh harapan masih merupakn unsur
pandangan hidup, karena msih meberi kemungkinan ada keberhasilan dan ini
mendorong manusia untuk tetap berusaha mengatasi kegagalan yang dialami.
2. Kebajikan
Kebajikan dapat
diartikan kebaikan, sesuatu yang mendatangkan kebaikan, keselamatan,
keuntungan, kemakmuran dan kebahagaiaan. Manusia berbuat kebaikan karena
menurut kodratnya manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci).bdengan
kesucian jiwanya itu mendorong hati nuraninya untuk berbuat kebajikan.[4]
Ada 3 hal faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap manusia, yaitu
;
a.
Faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan
pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
b.
Faktor lingkungan dimana mereka tinggal dan hidup
dalam lingkungan yang baik maupun tidak baik.
c. Faktor
pengalaman yang khas yang pernah dialami sewaktu dia mulai hidup dan hingga
sampai dewasa.
3. Sikap Hidup
Sikap hidup
ialah keadaan hati dalam menghadapi hidup. Apakah seseorang mempunyai sikap
yang positif atau negatif, apakah seseorang itu mempunyai sikap optimis atau
pesimis.
Setiap
manusia mempunyai sikap dan tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat
dibentuk sesuai dengan kemauan yang membentuknya. Pembentukan sikap ini terjadi
melalui pendidikan. Seperti halnya seorang militer yang bersikap tegas,
disiplin dan berjiwa ksatria, karena dalam kemiliteran ia didik ke arah sikap
itu. Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi dan lingkungan.
Dalam
menghadapi kehidupan, yang berarti manusi menghadapi manusi lain atau
menghadapi sekelompok manusia, ada beberapa sikap etis dan non etis. Sikap etis
ini disebut juga sikap positif. Sedangkan sikap non etis disebut sikap negatif.
Sikap
etis meliputi sikap lincah, tenang, halus, berani, arif, rendah hati dll.
Sedangkan sikap non etis meliputi sikap kaku, kasar, takut, angkuh dll.
Sikap-sikap non etis harus dijauhkan dari diri seseorang, karena sangat merugikan
baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
D. Langkah-langkah
berpandangan Hidup yang Baik
Manusia
pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita
memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada
yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada
pula yang memperlakukan sebagai sarana kesejahteraan, ketenteraman dan
sebagainya.
Maka kita
seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan
mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup
sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Maka dari itu di
bawah ini beberapa langkah-langkah dalam berpandangan hidup yang baik, sebagat
berikut:
1.
Mengenal
Mengenal ini merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap
pertama dan setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti
mempunyai pandangan hidup.
2.
Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti di
sini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam
bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada
Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagairnana mengatur
kehidupan bernegara. Begitu juga bagi yang berpandangan hidup pada agama islam,
hendaknya kita mengerti apa itu Al Qur’an, hadits dan ijmak itu dan bagaimana
ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Selain itu
juga kita mengerti untuk apa dan makna Al Qur’an, hadits, dan ijmak itu.
Sehingga dengan demikian mempunyai suatu konsep pengrrtian tentang pandangan
hidup Islam itu.
3.
Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati
pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita mcniperoleh
ganibaran yang tepat dan benar mengenai pandangan hidup itu sendiri.
4.
Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitasnya, baik secara kemanusiaan,
maupun ditinjau dan segi kemasyarakatan maupun bernegara dan dan kehidupan di
akherat, maka hendaknya kita menyakini pandangan hidup yang telah kita hayati
itu. Meyakini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepasiian
sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
5.
Mengabdi
Pengabdian merupakan suatu hal yang penting dalani menghayati dan meyakini
sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih – lebih oleh
orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedang perwujudan
manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Jadi bila kita
sudah mengenal, mengerti, menghayati dan meyakini pandangan hidup ini, maka
selayaknya disertai dengan pengabdian Dan pengabdian maka hendaknya dijadikan
pakaiannya baik dalam waktu tenteram lebih-lebih bila menghadapi hambatan dan
tantangan.
6.
Mengamankan
Proses mengamankan mi merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau
sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada
proses mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah yang
terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam
menanggulangi segala sesuatu demi tetap tegaknya pandangan hidup itu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pandangan
hidup mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup itu mencerminkan
cita-cita atau aspirasi dirinya. pandangan hidup orang
Islam bersumber dari agama Islam itu sendiri yakni Al-Qur’an dan Sunnah.
Pandangan hidup ini mempunyai kebenaran yang mutlak.
Pandangan
hidup mempunyai tiga unsur yakni cita-cita, kebajikan dan sikap hidup.
Untuk
berpandangan hidup yang baik ada beberapa langkah yang harus kita lakukan,
yaitu : mengenal, mengerti, meghayati, meyakini, mengabdi dan yang terakhir mengankan.
Apabila ke enam hal tersebut telah dilakukan, maka kita akan mampu berpandangan
hidup yang baik.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Ahmad Musthofa, 1999. Ilmu Budaya Dasar untuk IAIN, STAIN, PTAIS
Semua Fakultas dan Jurusan Komopnen MKU (Bandung : Pustaka Setia)
·
Djoko Widagdo dkk, 1994. Ilmu Budaya Dasar (Jakarta : Bumi Aksara)
·
Rohiman Notowidadgo, 2000. Ilmu
Budaya Dasar Berdasarkan Alqur’an dan Hadits (Jakarta : Raja Grafindo Persada)
·
http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-sim/modul-ibd/
di akses tanggal 01 April 2012 jam 13.00 WIB
follow back me at nersjomblo.blogspot.com by rizky
ReplyDeletehoho, kd faham aku kypa cr mngikuti blog km ki
ReplyDeleteTerimakasih, smg bermanfaat bagi sy
ReplyDelete